Lihat ke Halaman Asli

Arako

TERVERIFIKASI

Freelancer

Dari Kami yang Rindu Hujan, Mohon Doanya Kompasianers!

Diperbarui: 14 Oktober 2019   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi

#SavePalembang

Hari ini Palembang memutih lagi. Iya, kabut asap. Tidak heran sih, saat pulang ke dusun Ibu Ratu di Kabupaten Banyuasin akhir pekan kemarin, langit tampak memerah di malam hari. Kobaran api terlihat di kejauhan. Kalau ada api, ya tentu saja asap mengikuti.

dokumen pribadi

Rasanya? Jangan ditanya. Coba saja duduk diam dan dekat-dekat kalau ada tetangga yang sedang membakar sampah. Ya sesak, ya pedih, ya batuk-batuk, ya bau "sangit". Bedanya kalau tetangga bakar sampah kita masih bisa "ngungsi" atau menghindari arah angin sehingga tak terkena asap, lha ini asapnya rata sekota (eh, malah se-provinsi jangan-jangan).

Terus terang, saya sudah dalam fase malas mengeluh. Capek. Bikin tambah sesak saja. Seharian saya mengurung diri saja di dalam rumah sambil mantengi sosmed dan WAG biar update info. 

dok. BMKG

Teman-teman Kompasianer Palembang (Kompal) tentu saja tak ketinggalan. Dari kemarin sudah ramai membahas soal kabut asap ini. Selain update kondisi terkini dari lokasi masing-masing, juga ada yang membagikan informasi peta hotspot dan kondisi cuaca harian. Tentu saja diselingi foto-foto wajah kota yang  kini seperti tampak berada di dunia lain.

Hari ini juga sempat membahas surat edaran wali kota yang isinya tentang para siswa yang diliburkan hingga 3 hari ke depan juga pengurangan jam kerja pegawai.

Biasanya kawan-kawan Kompal rajin berdiskusi soal bencana karhutla ini mulai A-Z. Mulai dari analisis penyebab, proses penanganan, kondisi cuaca, "nge-ghibahin" pihak yang terduga biang keroknya, sampai mengkritisi kebijakan-kebijakan yang muncul ...

Tapi hari ini tidak. Agaknya sama seperti saya, mayoritas kami seperti sudah sama-sama capek mengeluh atau memikirkan sesuatu yang di luar kuasa kami. Lelah. Bikin emosi. Sekarang yang penting bagaimana tetap aman dan sehat dulu lah pokoknya.

Sisanya, tentu saja berusaha merendah dan memohon pada Pemilik Segala Tetes Air Hujan, agar berkenan memadamkan api dan melenyapkan kabut segera. Tak lupa mengirim doa untuk segala pihak yang saat ini masih berjuang dengan kemampuannya masing-masing, baik lewat teknologi maupun tenaga di lapangan ... agar senantiasa diberkati dan diberi kekuatan. 

Kompasianers, doakan kami ya?

Salam dari Tepian Musi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline