Lihat ke Halaman Asli

Apakah Mahasiswa Pertanian Bisa Menjadi Jurnalis yang Baik?

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa pertanian, sebuah kata benda yang merujuk pada orang yang menekuni bidang pertanian secara luas. Mahasiswa yang berkecimpung dalam bidang pertanian biasanya identik dengan seringnya terjun kelapang dan berinteraksi dengan petani. Apalagi saya, mahasiswa Agronomi dan Hortikultura yang dalam setiap beban sks yang diambil tidak lepas dari teknologi, kebun, tanaman dan petani. Setiap mahasiswa yang mengambil jurusan tertentu memang pada akhirnya akan  bekerja tidak jauh dari jurusannya tersebut. Saya sadari statment awal dari paragraf kedua ini tidak mutlak. Ada beberapa orang dari fakultas saya yang bekerja jauh dari bidang ilmu pertanian yang ditekuninya dimasa kuliah. Wartawan, wirausaha, bisnisman, bankir, model, penyair, organisator, event organizer merupakan salah satu contoh kecil variasi pekerjaan. Pertanyaannya, kemana ilmu yang dipelajarinya selama 4 tahun dimasa kuliah terdahulu ketika pekerjaan yang diambil tidak sesuai dengan bidang ilmu yang dijalaninya. Ironis memang, ditengah penduduk kita yang hampir 60% bermata pencaharian sebagai petani. Dan jika ditelaah lebih lanjut jumlah mahasiswa yang tidak ada 10% dari jumlah penduduk. Seharusnya secara logika banyak sekali lapangan pekerjaan dan self own job yang bisa diciptakan oleh mahasiswa pertanian. Dan mereka para petani pasti membutuhkan bantuan mahasiswa untuk diseminasi teknologi yang lagi in di kampus dan dunia sekarang ini. Akan tetapi, setiap orang memiliki cita dan tujuan hidup masing-masing. Tidak ada determinisme untuk menggiring seseorang untuk memasuki ranah pekerjaan tertentu. Jurnalis. Satu kata yang sangat membekas dalam pikiran saya. Tidak hanya karena pekerjaan tersebut melekat pada berbagai berita yang setiap hari dimuat di media. Akan tetapi karena saya melihat ada cita-cita luhur dalam pekerjaan tersebut. Saya sadari tidak ada korelasi ilmu pertanian yang signifikan yang bisa saya gunakan untuk menjadi good player di bidang kejurnalistikan. Good player yang saya maksud adalah jurnalis yang baik. Karena ranah kurikulum pertanian dan kejurnalistikan berbeda. Jurnalis lebih kepada ranah kurikulum sastra dan filsafat. Sedangkan ranah bidang pertanian lebih kepada teknik budidaya di lapang. Akan tetapi semua akan berbeda jika kita memiliki effort untuk itu. Pertanyaan terakhir saya. Apakah mahasiswa pertanian bisa menjadi jurnalis yang baik?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline