"Setiap manusia di dunia, pasti pernah sakit hati. Hanya yang berjiwa satria yang mau memaafkan," -- Sherina, Persahabatan
Pernahkah kalian benar-benar tidak bisa mengucapkan kata maaf untuk seseorang?
Bahkan sangat berharap untuk tidak pernah bertemu dengannya?
Atau mungkin ingin bertemu dan membuatnya benar-benar sengsara?
Kalau kalian pernah mengalaminya, tak perlu merasa malu karena aku juga pernah ada di titik tersebut. Hal-hal seperti itu sebetulnya normal dalam kehidupan manusia. Sebuah rasa kecewa yang terlalu melelahkan hingga berujung pada kemarahan dan keinginan membalas dendam, ujungnya kata maaf pun sulit terucap.
Ada banyak situasi yang tentu menggiring kita pada skenario tidak menyenangkan itu.
Dalam pengalamanku, itu terjadi saat dalam masa-masa quarter-life crisis terhadap seseorang yang pernah begitu dekat denganku.
Lebaran Terakhir Dengannya, Sakit Hati yang Sulit Terlupa
Seperti layaknya manusia yang tengah menjalin hubungan dengan seseorang, tentu kita sangat berharap bahwa dia yang tengah bersama adalah sosok yang bakal ditakdirkan. Aku pun demikian. Bahkan bisa dibilang hubungan yang kami jalin ini merupakan hubungan terlama yang pernah kualami. Orangtua kami sudah saling mengenal dan sebetulnya kami adalah tetangga sedari kecil, sehingga tidak terlalu naif jika aku benar-benar berpikir kalau dialah yang akan menjadi orang terpilih.
Sebetulnya jika diingat-ingat, dia memiliki banyak sekali kekurangan untuk memenuhi standar tipe ideal. Tapi bersamanya aku benar-benar belajar pentingnya pengertian, pendewasaan dan juga penyatuan berbagai perbedaan.
Hingga akhirnya tanpa terasa hubungan kami berjalan sampai tiga tahun lamanya.