Lihat ke Halaman Asli

PYD: Dibenci Sekaligus Dicinta

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1297662438634769069

Sabtu, 12 Februari 2011, jarum jam telah menunjukkan pukul 22.45 WIB. Layar kaca RCTI masih betah menanyangkan program yang sama yang tayang sejak pukul 19.00 WIB. Bukan sebuah program khusus seperti halnya program ulang tahun statiun televisi swasta pertama tersebut. Bukan pula, sebuah tayangan langsung pertandingan sepak bola atau tayangan olahraga lainnya. Karena tayangan yang berdurasi hampir empat jam tersebut adalah program rutin RCTI. Adalah sinetron produksi Sinemart yang berjudul 'Putri Yang Ditukar' (PYD) yang saya maksud sebagai program rutin tersebut. Maka, dengan waktu tayang setiap hari, sinetron PYD boleh jadi menjadi sinetron dengan jam tayang terlama di antara judul sinetron yang tayang di semua statiun TV. Bahkan juga menjadi program terlama di antara program-program regular TV lainnya. Karena biasanya, program-program TV berdurasi dengan formula waktu setengah jam, satu jam atau satu setengah jam. Lama jam tayang 'PYD' mungkin baru tersaingi ketika ada sebuah program khusus tayang. Misalnya ketika sebuah statiun TV ulang tahun atau acara penganugerahan untuk insan televisi (Panasonic Award) dan anugerah insan perfilman (FFI). Itu pun tidak akan menyita hampir tiga per empat jam prime time sepertinya sinetron 'PYD'. Karena program-program khusus itu akan tayang setelah jam sembilan malam atau jika program director TV-nya berbaik hati, program tersebut akan tayang setengah jam lebih awal yaitu jam setengah sembilan. Lantas, pertanyaannya kemudian mengapa RCTI begitu mengistimewakan sinetron yang dibintangi Nikita Willy dan Rizki Aditya ini? Jawabannya tentu saja terletak pada rating sebagai 'pemegang kekuasaan tertinggi' televisi. Data AC-Nielsen per 1-23 Januari 2011 yang saya baca dari milist mediacare, menunjukkan kedigjayaan sinetron 'PYD'. Sinetron ini sukses mengalahkan para pesaingnya dari genre sinetron seperti 'Islam KTP', 'Dia Anakku', dan bahkan 'Cinta Fitri season 7' yang selalu menjadi sinetron favorit dalam beberapa tahun terakhir. Tak hanya sukses meng-KO sinetron, sinetron yang juga dibintangi sejumlah bintang lawas seperti Marini Zumarnis ini, berhasil mempecundangi program TV lainnya. Karena sinetron 'PYD' sukses menjadi kampium untuk seluruh program di semua statiun TV. Istimewanya lagi, raihan rating dan share sinetron ini. Sebuah hasil yang rasanya sangat cukup membuat para kru rumah produksi Sinemart untuk mearayakan kebahagian. Karena data AC-Nielsen yang mencakup 10 kota besar di tanah air, rating sinetron 'PYD' mencapai 11,0 % dengan share 37,9 %. Capaian rating ini terbilang istimewa karena sudah jarang sebuah tayangan TV bisa mencapai rating double digit. Puncak keemasan sinetron 'Cinta Fitri' saja belum pernah mencapai rating double digit seperti halnya 'PYD'. Begitu dengan capaian share-nya yang mencapai 37,9 % yang menggambarkan hampir 40 % penonton TV di 10 kota besar Indonesia menyaksikan sinetron 'PYD'. Capaian share yang baru bisa dikalahkan oleh share pertandingan timnas Indonesia di ajang Piala AFF, beberapa waktu lalu.

1297662169510393378

Lain rating, lain pula pendapat sebagian penggiat sosial media, terutama di facebook. Jam tayang yang bukan main panjang untuk sebuah tayangan sinetron, telah membuat mereka jengah. Maka, munculah kemudian halaman khusus di facebook yang bertajuk 'Gerakan Koin Untuk Artis Putri Yang Ditukar. Sampai dengan Senin, 14 Februari 2011, jumlah facebookers yang menyukai halaman ini sudah mencapai 1.214. Tentu saja, gerakan ini tidak diseriuskan untuk mengumpulkan koin bagi artis pemeran sinetron 'PYD'. Ini sebuah reaksi sindiran terhadap sinetron yang menurut sebagain besar facebooker sudah mengikuti formula umum sinetron Indonesia yaitu berpanjang-panjang, sehingga cerita hanya berputar-berputar. Maka, aneka komentar bernada miring menghiasi dinding FB Gerakan Koin Untuk Artis Putri Yang Ditukar. Satu di antaranya adalah komentar yang ditulis facebookers yang bernama Nico Baruna. 'kalau hosni mubarak saja bisa terguling karena facebook dan twitter lantas kenapa kita tidak bisa lakukan ini!' (merujuk gerakan koin untuk artis 'PYD'-red). Sebuah komentar yang menunjukkan kegemasannya terhadap sinetron 'PYD'. Rating dan aksi para facebookers ini seolah menggambarkan lagu yang dipopulerkan Diani Nasution, 'Benci Tapi Rindu'. Di satu sisi, sinetron 'PYD' dibenci. Di sisi lain, sinetron tetap dinanti yang terbukti dari capaian rating dan share-nya. Dan begitulah tayangan sinetron Indonesia selalu berkisah dari waktu ke waktu; dibenci seklaigus dicintai. ARW




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline