Lihat ke Halaman Asli

‘Unstoppable’: Memang Tak Terberhentikan

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1291005958411694168

Jika daftar film yang memacu adrenalin anda sudah cukup panjang, maka anda mungkin harus terus menambahkannya. Karena ada satu film yang baru saja rilis yang patut mengisi daftar panjang anda tersebut. Judulnya 'Unstoppable'. Film yang mempertemukan aktor watak, Denzel Washongton dan aktor yang tengah naik daun, Chris Pane ini memang tak berniat memberikan banyak jeda kepada penontonnya. Sejak awal, kamera sudah bergerak lincah dari satu adegan ke adegan lainnya. Awal film hanya coba memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan pribadi Will Colson (Chris Pane). Lalu, layar beranjak dengan perkenalan yang tak mengasyikkan antara tokoh Will dengan Frank Barness (Denzel Washington) sebagai partner kerja. Kamera kembali beralih ke dua petugas kereta api yang sekilas saja penonton akan menganggap betapa tengil, sembrono, dan cerobohnya mereka. Dan persepsi penonton tidak menunggu lama untuk memperoleh pembuktian. Kereta dengan gerbong yang memuat bahan kimia yang seharusnya hanya pindah jalur justru bergerak terus karena kecerobohan dua petugas kereta ini. Dari sinilah awal malapetaka dan konflik dimulai. Dan adegan yang memacu adrenalin penonton, disebar satu per satu. Di awali dari adegan yang menggambarkan upaya untuk menggagalkan tabrakan antara kereta tak bermasinis ini dengan kereta yang membawa sekumpulan bocah SD yang tengah mengikuti study tour tentang kereta api. Kamera silih berganti menggambarkan suasana riuh anak-anak SD yang mengikuti penjelasan gurunya tentang kereta api dan pengejaran kereta api tak bermasinis ini oleh dua petugas kereta api yang sembrono. Di antara ketegangan ini, sutradara Tony Scott menyisipkan adegan percakapan antara Will dan Frank yang awalnya tampak canggung dan kemudian secara perlahan mencair. Adegan inilah yang memberikan informasi jelas kepada penonton tentang masalah pribadi dua tokoh utama kita. Frank adalah pria paruh baya yang telah ditinggal mati istri tercintanya. Ia telah memiliki dua putri perempuan yang bekerja di sebuah bar untuk membiayai kuliahnya. Sedangkan Will adalah seorang suami yang tengah pisah rumah karena persoalan cemburu terhadap sang istri. Adegan ini pun menjadi sebuah drama penting untuk tetap membumikan film berdurasi kurang lebih 98 menit ini. Juga berperan untuk meyakinkan penonton bahwa keduanya yang kelak menghentikan kereta tak bermasinis ini adalah manusia biasa, bukan super hero. Setelah curhat yang memusnahkan was prasangka di antara ke duanya ini, layar semakin bergerak cepat untuk memberikan gambaran ketegangan semua pihak. Pengelola kereta api yang saling bersitegang tentang cara terbaik menghentikan kereta itu. Will dan Frank yang kemudian memutuskan diri untuk terlibat dalam usaha penyelamatan. Orang-orang terdekat mereka berdua, anak-anak Frank dan istri Will, dengan ekspresi ketegangan yang turut menambah dramatisasi adegan. Dan tentu saja, kereta tak bermasinis yang telah menjelma bak kereta hantu yang siap meluluhlantahkan semua yang ada di depannya. Untuk sebuah tontotan, film ini memang sangat menghiburkan. Bak makanan fast food, film ini siap dengan cepat memuaskan penonton. Tak peru lagi berpikir tentang akting para pemain, kelogisan alur cerita, atau dramtisasi penyelamatan yang terkadang berlebihan. Cukup pusatkan perhatian anda pada layar bioskop dan nikmatilah petualangan berkereta api yang sungguh menegangkan! ARW

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline