Lihat ke Halaman Asli

Sikap Kesatria Prabowo Subianto

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Debat pilpres putaran ke dua sudah dilakukan. Sedikit banyak masyarakat sudah bisa menilai siapa yang pantas untuk memimpin Indonesia dalam lima tahun kedepan.

Debat putaran kedua menurut saya lebih santai dan lebih menyenangkan jika dibandingkan dengan putaran pertama. Terutama ketika Prabowo Subianto dengan sikap kesatrianya setuju dengan paparan rivalnya Jokowi, tentang ekonomi kreatif.

Prabowo malah meminta maaf kepada tim penasehatnya yang mengatakan bahwa apapun yang dikatakan Jokowi harus dilawan dan tidak disetujui. Namun Prabowo dengan tegas mengatakan bahwa jika memang program itu bagus maka harus didukung, ngapain pura-pura menolak, jika memang bagus yah katakan bagus. Kemudian Prabowo mendatangi Jokowi dan salaman cipidat (cium pipi jidat) dengan rivalnya tersebut.

Disini saya melihat sikap Prabowo yang patut diteladani. Bahwa kita harus selalu memberi rasa hormat dan respek kepada siapapun, bahkan kepada lawan politik sekalipun, jika memang apa yang ditawarkan untuk kebaikan masyarakat Indonesia.

Melihat sikap kesatrianya, saya pribadi semakin mantap untuk mengamanahkan posisi RI 1 kepada Bapak Prabowo Subianto. Inilah sikap pemimpin sejati, pemimpin yang sebenarnya. Jika keinginan rivalnya saja didengar, maka otomatis keinginan seluruh rakyat Indonesia untuk bisa hidup layak pasti bisa diwujudkan.

Salah satunya dengan memberikan dana segar minimal Rp 1 miliar per tahun untuk setiap desa. Uang tersebut pastinya akan digunakan untuk membantu masyarakat pedesaan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan pengelolaan dana yang baik. Dimana sistem pengelolaan dana tersebut sudah dikonsep dengan matang oleh tim Prabowo-Hatta, sehingga dana itu bisa tepat sasaran.

Namun, banyak yang menyangsikan hal ini. Mulai dari yang mengaku-ngaku tentang pencetusan ide Rp 1 miliar untuk satu desa, bahwa program itu sudah diatur dalam undang-undang, sampai mereka yang ragu bahwa dana sebesar itu didapat dari mana.

Prabowo menegaskan bahwa dana Rp 1 miliar per tahun untuk setiap desa tersebut akan diambil dari kebocoran anggaran negara yang mencapai Rp 1000 triliun setiap tahun. Dana ini sangat cukup untuk menjalankan program tersebut. Isu tentang orang yang pertama kali (mengaku-ngaku) mencetuskan dan mengklaim ide Rp 1 miliar untuk satu desa ini tidak penting bagi Prabowo, yang terpenting dana tersebut bisa sampai kemasyarakat. Buktinya walaupun sudah diatur dalam undang-undang, namun sampai saat ini belum terealisasi.

Prabowo-Hatta dan timnnya sudah memiliki konsep yang matang untuk Indonesia menjadi lebih baik lima sampai dua puluh tahun kedepan. Ini membuktikan satu lagi sikap kesatria Prabowo-Hatta. Bahwa konsep yang mereka canangkan berlaku bukan hanya dalam kepemimpinannya, jika diberi amanat oleh rakyat untuk mempimpin negeri ini. Tapi programnya juga berlaku untuk pemimpin-pemimpin sesudahnya.

Semoga apa yang telah dikonsep oleh kesatria-kesatria ini bisa terwujud untuk menjadikan Indonesia sebagai macan Asia. Nah, tugas kita sebagai masyarakat adalah memberi amanat dan mandat untuk pasangan nomor urut 1 Prabowo-Hatta pada 9 Juli nanti, untuk bisa merealisasikan dan mewujudkan konsep tersebut (konsepnya bisa di download di situs selamatkanindonesia.com).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline