Lihat ke Halaman Asli

Achmad Room Fitrianto

Seorang ayah, suami, dan pendidik

Aspek Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan dalam Konteks Perkotaan

Diperbarui: 3 Oktober 2024   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendahuluan

Pertumbuhan ekonomi di perkotaan merupakan salah satu pendorong utama pembangunan sosial dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung di Indonesia telah mengalami transformasi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, yang ditandai oleh perluasan infrastruktur, peningkatan aktivitas ekonomi, serta peningkatan daya saing global. Namun, di balik pesatnya pertumbuhan ekonomi perkotaan, terdapat tantangan besar terkait keberlanjutan lingkungan dan sosial yang sering kali terabaikan. Tulisan ini akan mengkaji pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap perkotaan dan bagaimana prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dapat diterapkan dalam konteks ekonomi perkotaan. Selain itu, akan disertakan beberapa contoh kasus di Indonesia untuk memberikan gambaran nyata tentang penerapan konsep-konsep tersebut.

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Perkotaan Urbanisasi dan Konsentrasi Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi di perkotaan sering kali berjalan seiring dengan peningkatan urbanisasi. Masyarakat dari daerah pedesaan berbondong-bondong pindah ke kota untuk mencari peluang kerja yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini mengakibatkan konsentrasi ekonomi di pusat-pusat perkotaan yang berdampak pada peningkatan PDB kota. Sebagai contoh, Jakarta sebagai ibu kota Indonesia menyumbang sekitar 17% dari PDB nasional, meskipun hanya memiliki sekitar 4% dari total populasi negara. Hal ini menunjukkan betapa besarnya peran kota dalam mempengaruhi perekonomian nasional.

Penciptaan Lapangan Kerja dan Peningkatan Kesejahteraan

Pertumbuhan ekonomi di perkotaan juga berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan penduduk. Sektor-sektor seperti industri manufaktur, jasa keuangan, perdagangan, serta teknologi informasi berkembang pesat di kota-kota besar. Akibatnya, penduduk perkotaan umumnya memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk pedesaan. Sebagai contoh, di Surabaya, pengembangan Kawasan Industri Rungkut telah menciptakan ribuan lapangan kerja baru yang meningkatkan daya beli masyarakat setempat.

Ketimpangan Sosial dan Ekonomi

Meskipun pertumbuhan ekonomi memberikan banyak manfaat, tidak semua lapisan masyarakat merasakan dampak positif yang sama. Ketimpangan sosial dan ekonomi sering kali terjadi di perkotaan, di mana kelompok masyarakat miskin tidak memiliki akses yang memadai terhadap perumahan, pendidikan, dan layanan kesehatan. Hal ini terlihat dari munculnya kawasan kumuh di kota-kota besar seperti Jakarta, yang bersebelahan dengan area elit dan pusat bisnis modern.

Dampak Lingkungan dan Kualitas Hidup

Pertumbuhan ekonomi yang pesat di perkotaan sering kali disertai dengan degradasi lingkungan yang signifikan. Pembangunan yang tidak terencana menyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau, peningkatan polusi udara, dan peningkatan volume sampah. Di Jakarta, misalnya, kualitas udara sering kali berada pada tingkat yang tidak sehat, yang berpengaruh negatif terhadap kesehatan penduduk. Selain itu, banjir yang terjadi setiap tahun menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi belum memperhatikan prinsip keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan yang baik.

Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan dalam Konteks Ekonomi Perkotaan
Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan sosial. Dalam konteks ekonomi perkotaan, prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dapat diterapkan melalui berbagai pendekatan, seperti:

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Pertumbuhan ekonomi inklusif menekankan pentingnya keterlibatan semua lapisan masyarakat dalam proses pembangunan. Ini berarti menciptakan kebijakan ekonomi yang memungkinkan masyarakat miskin dan rentan untuk berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi. Misalnya, pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di perkotaan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi dan mengurangi ketimpangan pendapatan.

Sebagai contoh, program Jakpreneur yang dijalankan oleh Pemerintah DKI Jakarta bertujuan untuk mendukung pengembangan UKM melalui pelatihan, pendampingan, dan akses ke pembiayaan. Program ini telah membantu ribuan pelaku usaha kecil untuk berkembang dan berkontribusi terhadap perekonomian kota.

Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan di perkotaan harus mempertimbangkan pengelolaan sumber daya alam secara bijak, terutama air, energi, dan tanah. Penerapan konsep kota hijau (green city) dengan mendorong pembangunan infrastruktur ramah lingkungan, penggunaan energi terbarukan, serta konservasi sumber daya air dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Sebagai contoh, Kota Surabaya telah menerapkan kebijakan Zero Waste yang berfokus pada pengurangan sampah melalui daur ulang dan pemanfaatan teknologi pengolahan sampah menjadi energi (waste-to-energy). Kebijakan ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA, tetapi juga berkontribusi terhadap ketersediaan energi terbarukan di kota tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline