Lihat ke Halaman Asli

D. Wibhyanto

TERVERIFIKASI

Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Melakukan Kegiatan Karitatif di Desa Tak Semudah Membalik Telapak Tangan

Diperbarui: 1 Oktober 2023   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kegiatan karitatif tak semudah membalik telapak tangan (foto:dokumen pribadi) 

Kegiatan Karitatif di Desa, Tak Semudah Membalik Telapak Tangan

JAKARTA, - Pada akhir tahun 2008 penulis dan beberapa kawan bersepakat masuk dan berkegiatan bidang pertanian berbasis organik di Desa Mawar (nama samaran), Kecamatan Manggis (bukan nama sebenarnya), Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kami memilih desa ini karena keindahan alam sawahnya yang mempesona, warganya ramah, dan kehidupan sosial masyarakatnya yang damai. Setidaknya itu yang tampak terlihat oleh kami, nun di kala itu.

Kebetulan saat itu musim kering tengah melanda kawasan Desa Mawar sehingga fakta di lapangan, kami menemukan rerata lahan sawah pertanian warga tak menghasilkan alias gagal panen. Pasokan air irigasi ke sawah warga sangat sedikit. Beberapa sawah tampak layu kekurangan air.

Beberapa keluarga petani kesulitan ekonomi, Tak ada hasil bumi yang bisa diharapkan. Maka kami di awal memasuki desa itu melihat kondisi sosial ekonomi warga yang memprihatinkan. Selain ditandai tipisnya stok pangan lokal, saya menjumpai banyak anak seusia SD dan SMP yang mulai putus sekolah di desa itu.

Beberapa petani mengaku sebagai buruh tani dan mereka bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kala itu, sawah dan ladang di Desa Mawar sebagian besar dikuasai oleh segelintir pemilik tanah, yakni orang kaya lokal dan pemilik tanah yang tinggal di kota lain, tidak tinggal menetap di Desa Mawar.

Kawasan desa Mawar dilanda paceklik tahun 2008 (foto:dokumen pribadi) 

Apa yang bisa diperbuat? Kegiatan kami di bidang pertanian organik belum kami mulai di desa ini, namun kami sudah memperoleh aneka ragam "keluh kesah petani dan buruh tani" yang hidup serba pas-pasan akibat terkena paceklik, musim kemarau panjang di penghujung tahun 2008.

Apa yang bisa kami lakukan untuk sekadar bantu-bantu meringankan beban hidup mereka? Begitu pikir saya waktu itu.  

Penulis dan beberapa kawan tergerak untuk berkegiatan karitatif lebih dulu. Caranya, kami mengumpulkan donasi berupa sembako dari beberapa kolega orang kaya di Jakarta,  kami pasok semua barang hasil donasi itu, dan kami bagikan secara gratis, terutama kepada warga yang kekurangan pangan.

Ulasan ini tentang kegiatan karitatif itu, suka-duka, tantangan dan rintangan yang kami alami ketika saya dan beberapa kawan praktik Karitatif di kawasan desa ini. Oiya, fakta di lapangan, kami menemukan fakta dan menyimpulkan bahwa untuk berkegiatan karitatif di desa ini ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Setidaknya itu yang penulis alami di tempat ini.  

Kok bisa? Mari kita melihat situasinya kala itu dan melihat kompleksitas masalahnya di lapangan. Oiya penting disclaimer dulu: sengaja nama desa dan nama-nama lainnya di desa ini penulis samarkan (bukan nama sebenarnya) untuk pertimbangan privasi dan menghormati kehidupan setempat desa ini. Jadi clear ya, mari kita kemon.

Apa Itu Kegiatan Karitatif

Kegiatan karitatif adalah bentuk kegiatan atau tindakan sukarela yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi dengan tujuan membantu orang atau kelompok yang membutuhkan. Biasanya bentuk bantuan dalam rupa materi, waktu, atau sumber daya lainnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline