Praktik Ageisme di Tempat Kerja: Apa Dampak Negatif dan Solusinya?
JAKARTA, -Ageisme menjadi perbincangan di media akhir akhir ini. Misalnya, soal usia capres perlu dibatasi atau tidak. Lalu diskusi berkembang bahwa orang muda seolah tak pantas dan "dilarang masuk"menjabat sebagai pemimpin di negeri ini. Sementara orang yang berusia tua dianggap kerjanya lambat, terlalu kaku dan tak bisa mengikuti perkembangan zaman. Standar kompetensi, profesionalitas dan keahlian seseorang seolah hanya diukur dari faktor umur saja.
Fenomena ageisme bisa terjadi di berbagai ruang kehidupan masyarakat, selain di bidang pemerintahan, seringkali ageisme kita temukan di perusahaan, perkantoran dan tempat kerja.
Ageisme ini berupa aneka perlakuan tidak adil atau diskriminatif terhadap individu berdasarkan usia mereka. Baik perlakuan tidak adil pada mereka yang berusia lebih muda, maupun lebih tua.
Fenomena diskriminatif berdasar usia ini, dalam konteks ruang lingkup Perusahaan, perkantoran dan tempat kerja, faktanya dapat merusak kesejahteraan karyawan, mempengaruhi produktivitas perusahaan, dan menghambat pertumbuhan sosial yang inklusif.
Pertanyaannya: praktik ageisme seperti apa yang umumnya terjadi di Perusahaan atau tempat kerja? Dan bagaimana praktik diskrimatif berdasar faktor usia ini bisa dicegah, dikurangi atau diatasi bersama? Ulasan pendek ini mencoba menjawab dua pertanyaan itu.
Apa itu Ageisme?
Ageisme adalah diskriminasi atau prasangka terhadap seseorang berdasarkan usia mereka, terutama terjadi ketika seseorang dianggap kurang berharga, tidak kompeten, atau tidak pantas hanya karena usia mereka.
Seperti halnya rasisme atau seksisme, ageisme juga merupakan bentuk diskriminasi yang merugikan dan tidak adil. Ageisme dapat terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di tempat kerja, di dunia pendidikan, di masyarakat umum, dan di berbagai lingkup kehidupan sosial lainnya, dalam interaksi sehari-hari.
Usia sebagai Faktor Diskriminasi
Ageisme sering kali mengambil bentuk stereotip, prasangka, atau perlakuan tidak setara terhadap individu berdasarkan usia. Di tempat kerja, prasangka ini dapat berupa penilaian buruk terhadap karyawan yang lebih tua sebagai tidak produktif atau ketinggalan zaman.
Sementara karyawan yang lebih muda mungkin dianggap kurang berpengalaman. Hal ini dapat memengaruhi keputusan rekrutmen, promosi, penugasan, serta kesempatan pelatihan dan pengembangan.
Contoh-contoh Praktik Ageisme di Tempat Kerja
Menurut catatan penulis, beberapa contoh praktik ageisme yang ada kalanya terjadi di perusahaan atau tempat kerja, antara lain: