Lihat ke Halaman Asli

D. Wibhyanto

TERVERIFIKASI

Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Tujuh Ayam Jago Sliring Kuning

Diperbarui: 25 Mei 2023   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi image Freepik/design Canva/ designed by wibhyanto/ dokpri.

Tujuh Ayam Jago Sliring Kuning

"Sudah mas. Bilangin saja, kalo mereka datang dan bertanya, jawab saja. Syaratnya tujuh ayam jago Sliring Kuning", begitu orang tua itu berpesan kepadaku.

"Baik Ki", jawabku singkat.

Sejak itu, orang tua itu masuk ke biliknya, dan tidak mau ditemui siapa pun, kecuali penting dan gawat, terutama tentang menyangkut keselamatan jiwa seseorang. Tak ada yang berani mengusik, atau mengetuk bilik orang tua linuwih itu. Tak ada yang berani bertanya, apa yang tengah dikerjakan oleh orang tua itu di dalam biliknya yang reyot itu? Termasuk aku. Eits. Bukan tak berani dink, tetapi untuk apa?

**  

Benar saja. Tak lama berselang sejak orang ramai membincangkan di Medsos, siapa yang kelak jadi pemimpin negeri ini, selalu saja, silih berganti, datang beberapa orang mengaku utusan pejabat anu dari partai itu, datang dan bertanya: "Siapa kelak jadi presiden?".
Mereka datang mau menemui si Aki, orang tua  yang lagi berdiam diri dalam biliknya.

"Kok bertanya ke sini?" tanyaku pada orang-orang itu. Mereka menjelaskan bahwa Aki orang tua di bilik bambunya itu adalah orang linuwih. Lalu? Ujarku.

"Dia kan yang mengegolkan pencapresan beberapa presiden yang lalu", kata mereka dengan yakin.

"Lalu tujuan bapak-bapak ini sebenarnya apa?", tanyaku. Seseorang yang berpakaian rapih menjawab. 

 "Kami ingin pasangan calon kami yang kelak jadi presiden, bukan yang lain. apa syarat uborampe dari Aki akan kami siapkan. Temasuk uang. Kami yakin Aki seorang yang waskita, titis, tetes, tatas, tutug", jawab orang berjenggot putih dan berpakaian necis di antara mereka.

Orang di sekitarnya mengangguk-angguk. Aku diam.
Mereka menunggu reaksiku, sebab mereka meyakini bahwa aku adalah tangan kanan Aki langsung di bilik bambu itu. Akulah orang yang bisa dan biasa nyrateni keinginan Aki, selama ini. Aku mereka anggap "penyambung lidah orang sepuh linuwih sakti, yang saat ini tengah semedi di dalam biliknya itu".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline