Kisah Seorang Penjelajah
Di dalam hati api membara semangat, seorang penjelajah melangkah tanpa ragu, melintasi bukit, lembah, dan hutan lebat, menuju pos tertinggi di puncak gunung Argo Suksmo, jauh di sebelah sana.
Sepanjang perjalanan, alam menyapanya dengan lembut, dedaunan menari-nari menemani jejak kaki, dengan setiap langkah, hatinya semakin tenang, mendengarkan bisikan angin dan nyanyian prenjak di sisi semua tebing.
Di bukit yang curam, dia tak gentar merayap, lembah yang terjal, tak mampu menghentikan langkahnya, dia tak kenal lelah, karena mimpi menggelayut di dada: Mencapai pos tertinggi Argo Suksmo, bak cahaya yang tak bisa padam.
Hutan menggoda dengan kerumitan dan keajaiban, namun dia tak terusik, terus maju dengan tekad yang teguh. Dia tahu, hanya dengan melintasi medan yang sulit, dia akan menemukan rahasia puncak gunung yang masih tersimpan.
Di dalam hati Penjelajah, cinta alam tumbuh subur, dia menghela nafas dalam-dalam, merasakan kedamaian, menyadari bahwa perjalanan bukanlah sekadar tentang puncak, tapi tentang proses, penemuan, dan pertumbuhan diri, dia telah menemukan makna sejati di balik petualangan ini.
Hutan lebat dan sungai deras mengajarkannya kesederhanaan, bukit curam dan lembah yang dalam mengajarkan ketabahan, gunung tinggi dan langit biru mengajarkan kebesaran. Semua rahasia alam tersimpan dalam setiap langkahnya yang penuh ketulusan.
Penjelajah itu melihat dengan mata yang baru, ketajaman pengamatan dan rasa syukur yang dalam. Dia mengerti bahwa alam adalah guru terbaik, mengajarkan hidup penuh makna. Saat matahari terbenam dan langit memerah, Penjelajah itu berdiri tegak, siap melangkah kembali, tetapi tahu bahwa aku telah lama mengikuti langkah kakinya dari belakang.
"Mengapa kau mengikuti langkahku", tanya si Penjelajah kepadaku
"Dalam jejakmu, kutemukan keajaiban yang tak terduga, Mengikutimu adalah pilihan yang kuat, menemukan cerita-cerita yang tak terhitung jumlahnya. Aku mengikuti karena Kau adalah petualang asing yang tak kenal lelah, menggali makna dalam setiap perjalanan dan arah. Ketika kau menantangku untuk berani bermimpi, Kau membuka pintu-pintu dalam hati yang terkunci, mengajarkanku untuk melampaui ketakutan, menggenggam keyakinan yang kuat", jawabku sekenanya.
Si Penjelajah tertawa, "temukan jalanmu sendiri, dan kau akan mencapai puncak keindahan hidupmu sendiri di puncak gunung sana semoga kelak kita masih berjumpa", katanya.