Lihat ke Halaman Asli

D. Wibhyanto

TERVERIFIKASI

Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Sandhyakalaning Baruklinting (Episode #9)

Diperbarui: 21 April 2023   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cover Image episode #9 by D.Wibhyanto/ Dok.pri

Persekutuan Terselubung (#9)

Maka ketika matahari masih tinggi dan senja belum mulai turun di kawasan Ketep, Baruklinting amateg suatu ajian telepati tingkat tinggi. Dengan kekuatan ajian itu, dia memanggil Pulanggeni untuk datang ke tempatnya itu. Ternyata tidak terlalu sulit bagi Pulanggeni untuk mampu menangkap sinyal telepati yang dikirimkan oleh Baruklinting kepadanya. Pulanggeni tahu bahwa Baruklinting mengundangnya untuk datang ke tempat bernama Ketep itu. Sebagai orang yang berilmu tinggi Pulanggeni serta merta tahu di mana Baruklinting berada.

Pulanggeni datang bersama beberapa orang kepercayaannya untuk menemui Baruklinting. Mereka adalah Margopati si telik sandi, Ki Argoseto ahli peracik racun dan gendam, dan Arya Jalu pemimpin divisi pasukan Bayangan Hitam. Mereka datang diiringi oleh angin ribut di tempat itu, sebab orang-orang berilmu tinggi dari gerombolan Nogo Kemuning itu datang dengan memakai ajian Kidang Kencana. Ajian Kidang Kencana adalah suatu ajian kuno tingkat tinggi, di mana orang yang memakai ajian itu mampu bergerak atau berlari sangat cepat bagai memiliki kekuatan seribu kijang emas. Gerakan yang sangat cepat itu, mampu membuat angin bergemuruh di sekitarnya.

Baruklinting gembira atas kedatangan Pulanggeni bersama rombongan kecilnya itu.

"Kuharap kamu sudah bertemu bapamu", kata Pulanggeni.

"Benar kawanku. Tetapi aku perlu bantuanmu sekarang", ujar Baruklinting.

"Bantuan? Bukannya telah kuberikan bantuan menunjukkan lokasi bapamu berada".

"Bukan itu maksudku. Jika kau bantu aku kali ini, sekali lagi mewujudkan keinginanku, maka imbalanmu bisa segera kuberikan kelak di Mangir", kata Baruklinting kemudian.

Mendengar hal itu, Pulanggeni berharap segera mendapatkan imbalan itu dari Baruklinting. "Tetapi bagaimana kamu mampu memberikan imbalan itu, sementara kamu masih berada di Merapi dengan persoalanmu sendiri?", pungkas Pulanggeni.

"Peganglah janjiku, kelak ketika aku telah hidup makmur di Mangir, kamu dan kelompokmu kuberi suatu tempat yang luas di Mangir, sehingga kamu tidak perlu hidup sengsara di kawasan Selo Merbabu itu. Aku mau berbagi hidup kemakmuran bersama gerombolanmu di Mangir", ujar Baruklinting. Lalu Pulanggeni tertarik dengan kata-kata manis Baruklinting itu. Dia bersama tiga orang kepercayaannya tidak menyadari bahwa sebenarnya Baruklinting telah merapal suatu ajian tingkat tinggi. Yaitu ajian Kencana Lathi, Kencana artinya emas, Lathi artinya lidah. Ajian Kencana Lathi adalah ilmu daya kekuatan untuk mempengaruhi lawan dengan memakai susunan kata-kata yang apik dan indah, bagaikan si Lidah Emas.

"Katakan segera, bantuan apa yang kau inginkan dari kami", ujar Pulanggeni kemudian. Maka dalam pada itu Baruklinting lalu menjelaskan, bahwa dia memerlukan bantuan tenaga pasukan Bayangan Hitam Nogo Kencono untuk menyebarkan tosan aji yang telah diisi oleh pamor dan memiliki daya kekuatan gaib ke seluruh penjuru pelosok mengelilingi Gunung Merapi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline