Lihat ke Halaman Asli

D. Wibhyanto

TERVERIFIKASI

Penulis Bidang Sastra, Sosial dan Budaya

Berulang Mengetuk Pintu Mu

Diperbarui: 13 April 2023   09:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo D Wibhyanto / dokpri.

Berulang mengetuk pintu Mu
Mendaras kata dalam ritmis yang beku

Dan Engkau memberi, selalu
apa pun pintaku yang konyol

Setumpuk Kau berikan, melapuk di bilik hatiku
sebagian, menyerak laksana remah-remah suatu pesta
menyisa tak sempurna kuhabiskan

Hadiah terakhir, sepiring rejeki belum kusentuh,
ku telah meminta Mu yang lain

Aku yang mabuk pada seluruh pemberian Mu
Melupa pada rona Mu abadi, tersenyum setiap pagi

Ampuni khilafku, kini memohon Mu lagi
ambillah segala tak berguna dari bilik hati
agar aku mampu kembali pulang
Memandang Mu maha Penyayang

Seperti dahulu, setiap senja tiba, Engkau tersenyum di balik awan
mengajakku bermain laksana kanak-kanak, riang di tanah lapang

Ampuni Aku, Ya Maha Penyayang
sebab bagiku sudah cukuplah Engkau, ya diri Mu

Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline