Lihat ke Halaman Asli

Aqil Aziz

Suka makan buah

Cerpen | Melawan Rumor

Diperbarui: 12 Juni 2018   00:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: ilukmana.blogspot.com

Sri adalah warga RT kami. Masih muda. Janda. Belum punya anak. Wajahnya bersih. Sebenarnya kalau dia mau berdandan sedikit saja, atau ada yang mau ngeramut, pasti kelihatan cantiknya. Ia hidup bersama ibunya, tak punya saudara. Senyumnya menggoda, kepada siapapun dia tersenyum, kepadaku juga demikian. Semua orang menyukainya. Tak terkecuali laki-laki. Mereka ingin dekat dengan Sri. Tapi tak seorangpun yang berani menikahinya.

 Sudah dua kali Sri menikah. Dua kali pula, suaminya meninggal. Kata orang-orang, jika ada yang berani menikahinya. Sama saja cari mati. Sehingga beredar rumor, menikahinya adalah jalan menuju kematian. Sialnya, semua laki-laki di daerah kami mempercainya. Sehingga sampai kini, Sri tetap masih sendiri.

"Sudah berapa lama kamu menjanda?"

"Dua tahun, kalau dari hitungan suami kedua, dan 3 tahun kalau dihitung dari sejak pernikahan pertama."

Saya membuka pertanyaan kepada Sri. Ketika ia duduk di bawah pohon jambu. Sekedar basa-basi, atau perkenalan, memang biasa dilakukan orang-orang. Mereka senang mengobrol kepada Sri, karena ia selalu membuka diri dan tersenyum. Senyum yang berarti menghargai semua orang, bukan senyum mencibir atau menghina.

"Kamu percaya dengan rumor itu?"

Sri tersenyum.

"Mas, percaya?" Ia balik bertanya.

"Aku!? Kalau aku tidak sama sekali."

"Kenapa tidak dicoba saja?"

Ia mulai menggoda, kemudian tertawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline