Lihat ke Halaman Asli

Aqilatul Umma

Material Science

Mahasiswa Undip Berikan Edukasi Dampak Penggunaan Minyak Jelantah dan Menyulap Limbahnya Menjadi Lilin Aromatherapy

Diperbarui: 5 Agustus 2021   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Penempelan poster edukasi (Dokpri)

Semarang (02/08/2021) Mahasiswa KKN UNDIP telah melaksanakan serangkaian kegiatan KKN Program Kerja keilmuan di Kelurahan Sampangan Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang tepatnya di wilayah RW 04, dengan menempel poster guna memberikan edukasi kepada masyarakat setempat mengenai bahaya penggunaan minyak jelantah yang berulang kali. Selain itu, Qila panggilan sapaannya, juga berhasil mengolah limbah minyak goreng atau biasa disebut dengan minyak jelantah menjadi barang yang berguna yakni lilin aromatherapy.

Pada pelaksanaannya, kegiatan tersebut mendapat dukungan dan respon positif dari Bapak ketua RW 04, mengingat di wilayah tersebut banyak masyarakat yang membuka usaha warung makan dan minyak goreng yang sudah menjadi kebutuhan pokok ibu rumah tangga untuk memasak. Penggunaan minyak jelantah berulang kali tidak baik untuk kesehatan dan dapat menimbulkan berbagai dampak mulai dampak ringan sampai yang berbahaya.

Demi meningkatkan pola hidup masyarakat yang lebih sehat, mahasiswa KKN UNDIP memberikan edukasi mengenai bahaya penggunaan minyak jelantah dan cara memurnikannya agar minyak dapat dipakai kembali tanpa mengurangi mutu bahan yang digoreng dengan menggunakan kulit pisang kepok sebagai media adsorben pada minyak jelantah.

Gambar 2. Hasil pemanfaatan limbah minyak jelantah (Dokpri) 

Selain itu, dalam rangka mengurangi pencemaran lingkungan, Mahasiswa KKN UNDIP memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromatherapy. Daripada minyak jelantah dibuang begitu saja yang nantinya juga akan mencemari lingkungan, sebaiknya dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi barang yang berguna. Pembuatan lilin aromatherapy ini sangat mudah dan dapat diterapkan oleh masyarakat secara mandiri di rumah masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline