Lihat ke Halaman Asli

Pemanfaatan Teknologi Nanosensor sebagai Inovasi Indikator Bencana Alam

Diperbarui: 9 Mei 2024   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Universidad Politecnica madrid (UPM)

Bencana alam merupakan ancaman yang serius, baik terhadap manusia maupun lingkungan. Karena itu, diperlukan adanya deteksi dini dan pemantauan yang efektif terhadap potensi  bencana alam. Salah satu inovasi terbaru dalam bidang ini adalah penggunaan teknologi nanosensor. Nanosensor merupakan perangkat kecil yang sensitif terhadap perubahan dari lingkungan sekitarnya dan dapat mendeteksi berbagai zat atau fenomena dengan presisi yang tinggi.

Pemanfaatan teknologi nanosensor sebagai indikator  bencana alam memberikan beberapa keunggulan. Pertama, nanosensor memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap  berbagai parameter lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan konsentrasi gas. Hal ini memungkinkan deteksi dini terhadap perubahan lingkungan yang dapat menjadi indikasi awal terjadinya bencana alam, seperti peningkatan suhu tanah yang  merupakan indikator potensi letusan gunung berapi.

Selain itu, karena ukurannya yang sangat kecil, nanosensor dapat ditempatkan di berbagai lokasi yang sulit dijangkau, seperti di dalam tanah atau di dalam struktur bangunan. Hal ini memungkinkan untuk pemantauan yang lebih luas dan dalam terhadap potensi bencana alam sehingga meemungkinkan dikakukan tindakan pencegahan atau mitigasi secara lebih efektif.

Penelitian yang dilakukan oleh Li et al. (2020) menunjukkan bahwa penggunaan nanosensor dalam memantau bencana alam telah memberikan hasil yang menjanjikan. Mereka mengembangkan nanosensor berbasis graphene untuk mendeteksi gas beracun yang dihasilkan selama letusan gunung berapi. Nanosensor terbukti mampu mendeteksi  gas-gas tersebut  dengan cepat dan akurat sehingga dapat memberikan informasi  yang diperlukan untuk evakuasi dan mitigasi risiko.

Meskipun begitu, penelitian yang lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mengoptimalkan kinerja dan aplikasi dari nanosensor. Selain itu, karena informasi yang dikumpulkan oleh nanosensor bersifat sensitif, aspek keamanan data serta privasi menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan teknologi ini.

Secara keseluruhan, pemanfaatan teknologi  nanosensor memberikan potensi yang menjanjikan dalam pemantauan dan mitigasi risiko bencana. Dengan pengembangan yang lebih lanjut diharapkan teknologi ini dapat menjadi inovasi yang berharga dalam upaya menjamin keselamatan dan kesejahteraan manusia dan lingkungan.

Sumber:

Li, S., Zhang, X, Liu, C., & Zhao, X. (2020). Graphene-based flexible gas sensors for environmental monitoring. Nanotechnology, 3196), 062001.

Theka, T. J., & Motaung< D. E. (2022). smart and autonomous (self-powered) nanosensor networks. in Nanotechnology-Based smart Remote Sensing Networks for  Disaster Prevention (pp. 105-121). Elsevier.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline