Lihat ke Halaman Asli

Aqila Zahra Malika

Universitas Brawijaya

Pengaruh Islam dalam Budaya Gresik: Membangun Identitas dan Keharmonisan Sosial

Diperbarui: 2 Desember 2024   22:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gresik adalah sebuah kabupaten yang terletak di pesisir utara Jawa Timur, memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Sejak kedatangan para Wali Songo dan penyebaran dakwah Islam di abad ke-15, Gresik telah menjadi salah satu pusat peradaban Islam yang berpengaruh di Indonesia. Pengaruh Islam dalam budaya Gresik sangat terlihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya, baik dalam aspek keagamaan, sosial, seni, maupun adat istiadat. Sejak awal kedatangannya, Islam tidak hanya mengubah dimensi spiritual masyarakat Gresik, tetapi juga memengaruhi struktur sosial dan kebudayaan.

Salah satu pengaruh besar Islam di Gresik adalah penanaman nilai-nilai sosial yang harmonis, saling tolong-menolong, dan gotong royong yang tercermin dalam berbagai tradisi dan kebiasaan masyarakat. Salah satu contoh nyata adalah dalam tradisi megengan, yang merupakan kegiatan menyambut bulan Ramadan. Dalam tradisi ini, masyarakat Gresik berkumpul untuk berdoa bersama dan saling berbagi makanan sebagai bentuk rasa syukur dan memohon ampunan. Ini adalah contoh bagaimana Islam membentuk pola hubungan sosial yang lebih erat di kalangan masyarakat, dengan menekankan pentingnya kebersamaan dan persaudaraan antarwarga. 

Gresik memiliki kedudukan penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa. Para wali, terutama Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri, berperan besar dalam memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat lokal. Mereka tidak hanya menyebarkan agama, tetapi juga menyebarkan nilai-nilai kebudayaan Islam yang menyentuh hampir setiap aspek kehidupan. Misalnya, Sunan Giri dikenal sebagai tokoh yang memperkenalkan metode dakwah yang ramah dan kearifan lokal. Beliau mengajarkan Islam dengan cara yang mudah diterima oleh masyarakat Gresik yang masih memegang teguh adat-istiadat Jawa. Pengaruh beliau dapat dilihat dari banyaknya situs-situs bersejarah dan tradisi yang terkait dengan beliau, yang hingga kini masih menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Gresik. 

Pengaruh Islam dalam seni budaya di Gresik dapat dilihat dalam perkembangan seni pertunjukan dan kerajinan lokal. Dalam seni pertunjukan, misalnya, tampak adanya pengaruh nilai-nilai Islam dalam bentuk cerita dan tema yang lebih menekankan pada moralitas dan ajaran agama.  Di Gresik, seni tradisional seperti Ludruk dan Wayang Kulit mulai mengandung nilai-nilai Islam, dengan cerita-cerita yang mengajarkan kebaikan dan keadilan. Hal ini juga tercermin dalam seni kerajinan tangan, seperti batik, yang mulai memadukan motif-motif Islam dengan kearifan lokal. Motif-motif geometris yang sering ditemukan dalam batik Gresik menunjukkan pengaruh seni Islam yang menghindari gambaran makhluk hidup, melainkan fokus pada keindahan bentuk dan harmoni. 

Salah satu ciri khas budaya Gresik yang sangat dipengaruhi oleh Islam adalah berbagai tradisi keagamaan yang masih berlangsung hingga saat ini. Misalnya, haul atau peringatan hari wafatnya para ulama besar, seperti Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri, yang diadakan setiap tahun. Tradisi ini bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada para wali, tetapi juga sebagai momen untuk merefleksikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, masyarakat Gresik juga secara rutin melaksanakan selamatan laut, sebuah ritual yang menggabungkan budaya lokal dengan ajaran Islam. Tradisi ini dilakukan untuk memohon berkah bagi hasil laut dan keselamatan, yang menunjukkan bagaimana Islam mampu beradaptasi dengan kebudayaan lokal tanpa menghilangkan esensi ajaran agama. 

Meskipun pengaruh Islam telah memberikan dampak positif terhadap kebudayaan Gresik, tantangan dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Islam di era modern sangat besar. Salah satu tantangannya adalah globalisasi yang membawa pengaruh budaya luar yang kerap kali menggeser perhatian generasi muda dari tradisi lokal. Musik, hiburan, dan pola hidup modern yang lebih praktis sering kali dianggap lebih menarik bagi generasi muda, sehingga tradisi-tradisi Islam yang kaya akan nilai kebersamaan dan spiritualitas mulai ditinggalkan.  Selain itu, kesenjangan pemahaman terhadap ajaran Islam yang kental dengan budaya lokal dan pemahaman Islam yang lebih global dan tekstual juga menjadi tantangan. Beberapa pihak mungkin melihat tradisi lokal yang telah bercampur dengan budaya Islam sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni. Padahal, dalam banyak kasus, tradisi tersebut sebenarnya merupakan adaptasi dari ajaran Islam yang disesuaikan dengan budaya setempat.

Penting bagi masyarakat Gresik untuk menjaga keseimbangan antara mengembangkan kebudayaan Islam yang telah ada dengan menghadapi tantangan zaman. Salah satu cara untuk melestarikan budaya Islam adalah dengan mengedukasi generasi muda tentang pentingnya memahami ajaran Islam yang mengedepankan kearifan lokal dan toleransi antarbudaya. Pemerintah dan lembaga keagamaan di Gresik juga perlu berperan aktif dalam mengorganisir kegiatan budaya yang melibatkan nilai-nilai Islam, seperti festival seni Islam, pengajian, atau acara sosial keagamaan yang mengangkat budaya lokal sebagai bagian dari identitas umat Islam. Dengan demikian, masyarakat Gresik dapat menjaga warisan budaya Islam mereka sekaligus menghadapinya dengan cara yang lebih relevan bagi kehidupan modern. 

Pengaruh Islam dalam budaya Gresik telah membentuk masyarakat yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan sosial, yang tercermin dalam berbagai tradisi, seni, dan kebiasaan sehari-hari. Meskipun terdapat tantangan dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya Islam di tengah arus modernisasi, dengan upaya bersama, budaya Gresik yang dipengaruhi oleh Islam dapat terus berkembang dan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakatnya. Islam dan budaya lokal dapat berjalan berdampingan, membangun keharmonisan dalam masyarakat yang terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline