Lihat ke Halaman Asli

Melihat Bencana Alam Gunung Semeru dari Kacamata Manajemen Risiko

Diperbarui: 13 Desember 2021   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Belum lama ini Indonesia kembali mengalami bencana alam di mana salah satu gunung berapi kebanggaan Indonesia dan merupakan salah satu tempat wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara yaitu gunung Semeru. Gunung ini terletak di  Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Indonesia. Pada hari Jum'at tanggal 4 Desember 2021 Gunung Semeru tersebut meletus dan terjadi erupsi sehingga hal tersebut dapat membahayakan seluruh masyarakat di sekitar daerah tersebut. 

Menurut salah satu Ahli Vulkanologi Institut Teknologi Bandung Dr.Eng. Mirzam Abdurrachman, S.T., M.T., saat terjadi erupsi warga cenderung tidak merasakan adanya gempa, akan tetapi tetap terekam oleh seismograf. 

Menurut nya, penyebab meletusnya gunung semeru disebabkan oleh sedikitnya material yang berada di dalam dapur magma.  "..., jadi ketika curah hujannya cukup tinggi, abu vulkanik yang menahan di puncaknya baik dari akumulasi letusan sebelumnya, terkikis oleh air, sehingga gunung api kehilangan beban. 

Sehingga meskipun isi dapur magmanya sedikit yang bisa dilihat dari aktivitas kegempaan yang sedikit (hanya bisa dideteksi oleh alat namun tidak dirasakan oleh orang yang tinggal di sekitarnya), Semeru tetap bisa erupsi," jelasnya. 

Karena tidak adanya gempa yang terasa hal tersebut mengakibatkan minimnya kepekaan masyarakat terhadap bahaya aktivitas vulkanis gunung Semeru. Jika kita lihat dari sisi manajemen risiko berdasarkan ISO 31000 bencana alam ini termasuk dalam risiko Chatastrophic yang artinya merupakan peristiwa yang disebabkan oleh alam yang tergolong dalam skala yang besar dan jarang terjadi, tetapi apabila terjadi di maka kerugian yang akan ditimbulkan sangatlah besar. Risiko ini tidak dapat dipindahkan artinya masyarakat menanggung sendiri risiko tersebut ( risiko spekulatif). 

Risk assessment

A. Identifikasi risiko

Jika kita lihat dari konteks risiko tersebut, kejadian risiko yang mungkin akan timbul adalah kerugian atas bencana alam.

--> Akar penyebab antara lain:

  1. Kurangnya kesadaran risiko masyarakat. Hal ini terbukti dari banyaknya rekaman video saat abu vulkanik menyebar dan si perekam tetap diam dan tidak segera menjauhi area bencana alam.

  2. Bencana alam. Akibat curah hujan yang cukup tinggi dan berpengaruh pada dapur magma sehingga gunung meletus dan terjadi erupsi 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline