Lihat ke Halaman Asli

Aqiel Muqtada Muhammad

(S1) Bahasa dan Sastra Inggris - Universitas Airlangga

Mengenal Stoikisme Melalui Batman dan Daredevil

Diperbarui: 9 Juni 2022   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batmand and Daredevil (diambil dari DeviantArt oleh claudiobraz) 

Perkembangan teknologi yang pesat memberikan dampak yang bervariasi. Adanya perkembangan teknologi yang pesat memudahkan kita untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi sosial dengan kerabat maupun berkenalan dengan orang-orang baru. 

Namun, perkembangan ini juga berdampak pada kondisi mental masyarakat khususnya pada generasi muda dimana, banyak dari mereka merasa belum mencapai apapun di dalam hidup mereka pada saat mereka membandingkan kehidupan teman-teman, influencer, bahkan orang tidak dikenal di media sosial dengan kehidupan mereka. 

Karena hal ini, mereka lebih banyak meratapi nasib mereka dibandingkan mensyukuri apa yang mereka punya dan mengembangkan diri menjadi versi terbaik dari diri mereka.

Stoikisme, sebagai ilmu filsafat yang mengajarkan konsep hidup realistis dan lebih menekankan pada pengembangan diri, sangatlah ampuh untuk menyembuhkan penyakit mental yang berdampak pada masyarakat modern, khususnya generasi muda. Stoikisme sendiri didirikan pada abad ke-3 sebelum masehi oleh seorang pedagang bernama Zeno. 

Dalam Stoikisme, kita diajarkan untuk memfokuskan kehidupan kita terhadap kontrol diri sendiri dan tidak memusingkan faktor external yang tidak dapat kita kendalikan. 

Marcus Aurelius, salah satu filsuf Stoikisme mengatakan bahwa kita memiliki kekuatan atas apa yang kita pikirkan, bukan atas peristiwa yang terjadi disekitar. 

Konsep hidup seperti ini sangatlah baik diterapkan di masa sekarang karena, seharusnya kita tidak perlu memusatkan pikiran kita pada kehidupan yang terjadi diluar kendali kita melainkan kita seharusnya memfokuskan untuk mengembangkan apa yang kita miliki dan apa yang bisa kita lakukan pada saat ini.

Beberapa karakter komik yang tercipta menunjukkan perilaku seorang Stoik seperti Batman dari komik DC dan Daredevil dari komik Marvel. 

Karakter-karakter ini merupakan perwujudan karakter fiksi yang menunjukkan perilaku Stoikisme seperti pengembangan diri, kontrol emosi, menerima kekurangan dan memanfaatkan kelebihan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut antara karakter diatas dengan filsafat Stoikisme.

  • Batman

    Sumber: Batman and Robin #8 (ditulis oleh Peter Tomasi dan diilustrasikan oleh Patrick Gleason dan Mick Gray)

    Bruce Wayne harus terpaksa melihat kedua orang tuanya mati ditembak di depan mata oleh berandalan yang menghadangnya pada waktu kecil. Latar ini mungkin sangatlah cocok sebagai motif seorang penjahat yang nantinya akan balas dendam kepada berandalan tersebut namun, kenyataanya Bruce tidak seperti itu. Bruce menjadikan hal ini untuk melatih dirinya sebagai pria yang harus selalu siap terhadap kondisi terburuk yang akan terjadi, dari hal ini adalah salah satu perilaku Stoikisme. Pada saat menjadi Batman, Bruce selalu berani menghentikan berabagai ancaman yang meski ancaman tersebut datang dari teman atau kerabatnya. Ini juga merupakan perilaku Stoikisme yaitu, bersikap rasionalitas dan menerima dengan lapang dada peristiwa yang terjadi. Selain itu, karakter Batman yang selalu bersikap datar dan tidak mudah terprovokasi juga cerminan seorang Stoic yang dapat mengendalikan emosinya.
  • Daredevil
               

    Sumber: Daredevil Vol 5 #25 (ditulis oleh Charles Soule dan diilustrasikan oleh Alec Morgan)

    Matt Murdock adalah seorang pengacara yang selalu sigap membrantas korupsi yang terjadi di Hell’s Kitchen, wilayah tempat ia tinggal. Sejak kecil Matt Murdock menderita kebutaan namun, hal ini tidak menjadikannya sebagai anak yang mengeluh dan meratapi kebutaannya melainkan Matt memanfaatkannya untuk berlatih bela diri dan memperkuat pendengarannya. Perilaku ini juga bentuk Stoikisme seorang stoik tidak mengeluhkan kekurangan mereka melainkan menjadikannya motivasi dan membentuk kekuatan yang ada. Pada saat Matt terekspos sebagai Daredevil, dia merasa sangat terpukul dan merasa bahwa reputasinya sebagai pengacara tercoreng.  Meskipun identitasnya terbongkar, Matt tetap menjadi Daredevil yang memberentas penjahat dan tindakan korup demi keberlangsung orang-orang tidak bersalah. Ini menunjukkan Stoikisme, meskipun kita merasa terpukul dengan peristiwa yang kita alami, kita tidak boleh menderita karena hal itu, melainkan kita tetap harus melakukan yang terbaik yang dapat kita lakukan saat ini.

Dari dua karakter komik di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa perilaku yang mencerminkan Stoikisme antara lain, sebagai manusia yang memiliki kekurangan, kita harus memanfaatkan kekurangan tersebut dan menjadikannya alasan untuk mengembangakan diri kita. Selain itu, pengendalian emosi sangatlah penting untuk kita melanjutkan perjalanan hidup. Berproses setiap harinya juga harus kita lakukan meskipun itu hal yang kecil. Tidak termakan omongan lain dan mengontrol pikiran kita sebagai alat untuk menjadi versi terbatik dari diri kita. Bersikap adil dan berani juga menjadikan kita pribadi yang tangguh dan tidak mudah tergoyahkan oleh zaman. Itulah beberapak cerminan Stoikisme yang bisa kita ambil dari karakter Batman dan Daredevil. Stoikisme membentuk kita menjadi pribadi yang lebih tenang, bahagia, dan tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Selamat berstoik dan jangan lupa Bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline