Lihat ke Halaman Asli

Aqidha Nurul Mutmainnah

Guru BK - Pekerja Lepas Desain Grafis

Aku, Kamu, dan Mudik

Diperbarui: 7 April 2020   09:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pribadi

Tetap di perantauan saat Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri bagi sebagian orang merupakan pengalaman pertama atau bahkan pengalaman kesekian. Sudah jadi tradisi dan satu kesenangan tersendiri bisa mudik ke kampung halaman dan bertemu dengan orang-orang terkasih. Mudik bukan saja soal perlu, tapi sangat butuh. Yang sudah ditunggu-tunggu untuk kembali, untuk bertegur sapa, untuk bertukar cerita, urung dilakukan. Ditunda sampai waktu benar-benar berpihak.

Gawai, salah satu penghubung yang bisa diandalkan saat ini. Cerita-cerita, kabar-kabar dilayangkan. Terlebih lagi doa. Memang benar, tidak ada yang bisa menggantikan kehadiran dengan benda atau hal apapun. Tidak ada yang benar-benar merasa baik-baik saja ketika tidak bisa mudik, tidak bisa bertemu dengan orang terkasih. Namun, bukan berarti rasa kasih itu telah pudar. Bukan berarti tidak ada rindu, apalagi lupa. Justeru karena sangat sangat sayang.    

Tak mengapa belum bisa mudik saat ini, tak mengapa belum bisa saling melempar senyum secara langsung. Semoga saat tiba waktunya bertemu, cerita itu, senyum itu, semakin rekatkan kita semua. Doa-doa akan terus jadi penghubung antara aku, kamu, kita, dan kalian semua. Sampai bertemu di waktu yang terbaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline