Lihat ke Halaman Asli

Mau ke Surga? Lewati Neraka Dulu Dong

Diperbarui: 12 Oktober 2015   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bissmillahirrahmannirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pernah membaca atau dengar ayat ini ?

“ Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan. ” (QS. Maryam : 71)

Ayat ini sering sekali dijadikan ajang perdebatan, baik antara muslim dengan muslim atau non muslim dengan muslim.

Topiknya sama : Setiap manusia pasti memasuki Neraka.

Ada berbagai pendapat yang beredar antara lain :

  1. Bahwa ayat itu untuk orang non Muslim saja, tidak berlaku untuk Muslim.
  2. Bahwa semua manusia memasuki neraka kemudian Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa.
  3. Bahwa makna “mereka” disini adalah orang-orang yang zalim, jadi orang-orang yang zalim tidak ada yang tidak masuk ke neraka.
  4. Dan pendapat lainnya.

Semuanya ngotot membenarkan pendapat masing2, ngotot dengan dalih berdasarkan Riwayat dan Hadits. Bahkan lebih parah lagi, ada pula orang non muslim yang menjadikan ayat ini senjata untuk membuktikan bahwa dalam Islam tidak ada manusia yang masuk surga. Karena semuanya akan masuk neraka.

Aduh, kita ini Islam bos, kita ini satu, jangan hanya karena Hadits dan Riwayat lalu kita jadi bergolongan, jika kita terpecah belah maka itu akan memudahkan orang2 musyrik masuk dan menggoyangkan aqidah kita. Seperti halnya mereka menjadikan ayat tersebut sebagai senjata untuk membuat “otak” terganggu dengan ayat tersebut.

Okelah untuk kalian yang ilmu agamanya terlatih entah itu di pesantren atau lingkungan agama yang kuat, iman kalian tidak akan goyah, mungkin hanya tertawa membaca cara orang kafir itu menafsirkan ayat. Tapi bagaimana dengan mereka yang tidak seberuntung kalian dengan lingkungan yang berbeda?

Mereka yang seperti itu, akan mencari kebenaran baik lewat internet atau mengikuti berbagai tausiyah atau bertanya pada banyak alim ulama. Dan pada akhirnya mereka akan kembali kebingungan, karena bertemu dengan pendapat yang berbeda-beda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline