Pentingkah Asuransi?
Dalam hidup kita selalu dikelilingi oleh berbagai resiko, baik skala besar maupun kecil. Resiko kecil mungkin tidak terlalu berdampak signifikan secara finansial terhadap diri seseorang, tetapi bagaimana saat kita mengalami kondisi resiko besar? Banyak sekali efek yang bisa ditimbulkannya, misalnya seorang kepala keluarga jatuh sakit dan memerlukan perawatan medis jangka panjang dengan biaya yang besar sementara dia sendiri tidak bisa lagi bekerja untuk menutupi biaya pengobatannya ataupun seseorang mengalami kecelakaan saat melakukan pekerjaannya sehingga menderita cacat permanen yang mengakibatkan kehilangan pekerjaan. Begitu juga ketika seseorang meninggal dunia dan meninggalkan anak-anak yang masih kecil dan isteri yang tidak bekerja, di mana resikonya akan berdampak besar terhadap keuangan dan masa depan keluarga yang ditinggalkan.
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, ada beberapa cara pengelolaan resiko yang dapat dilakukan, yaitu:
Avoiding Risk (Menghindari Resiko), ini adalah cara yang paling mudah dan lazim dilakukan, misalnya untuk menghindari sakit seseorang akan menjalankan pola hidup sehat dan teratur.
Controling risk (Menghindari Resiko), di mana seseorang dapat mengendalikan resiko dengan mengambil langkah-langkah preventif, seperti memastikan kenderaan dalam kondisi baik, mengendarai dengan hati-hati, memakai sabuk pengaman dan lain sebagainya sebagai upaya untuk mengurangi resiko kecelakaan lalu lintas.
Accepting Risk (Menerima Resiko), gambarannya adalah menerima resiko yang terjadi dan siap menanggung seluruh tanggung jawab finansial yang diakibatkan olehnya.
Transfering Risk (Memindahkan Resiko), yaitu pengalihan tanggung jawab finansial kepada pihak lain, yang umumnya berdasarkan pemberian imbalan kepada pihak penanggung. Cara yang paling umum adalah pembelian pertanggungan asuransi dan resiko finansial kemudian dialihkan ke perusahaan asuransi. Apabila terjadi suatu kerugian spesifik, perusahaan akan membayarkan sejumlah uang kepada pemegang polis asuransi.
Sharing Risk (Berbagi resiko)
Artinya resiko finansial menjadi tanggung jawab semua peserta yang tergabung dalam sebuah wadah, di mana setiap peserta menghibahkan sejumlah dana secara berkala ke rekening bersama yang dinamakan dengan rekening bersama (tabarru'). Contoh dari sharing risk ini adalah adalah peserta asuransi syariah yang saling berbagi resiko dan saling menanggung setiap resiko fiansial yang diderita oleh para peserta dengan menggunakan dana hibah yang terkumpul di rekening tabrru'. Dalam konteks ini, perusahaan asuransi hanya berperan sebagai pengelola dana rekening tabarru' dan akan menerima fee atas pekerjaan mereka dan bukan sebagai penanggung resiko finansial para peserta asuransi.
Strategi terbaik dan bijaksana dalam manajemen resiko adalah strategi nomor 4 dan 5 di mana dengan memiliki asuransi, saat resiko terjadi, orang dapat akan dapat melanjutkan hidupnya karena ia akan menerima manfaat asuransi. Begitu juga saat pemegang polis asuransi meninggal dunia, maka uang pertanggungan akan dapat menjadi finansial support bagi ahli waris/keluarga yang ditinggalkan sehingga mereka dapat melanjutkan kehidupannya lagi secara normal. Selain itu dengan menjadi peserta asuransi, perasaan kita akan menjadi tenang dan dapat menjalankan aktifitas, hobby dan passion untuk tanpa rasa khawatir karena adanya proteksi dari resiko tidak terduga yang dapat terjadi setiap saat. Untuk itulah penulis tekankan sekali lagi, asuransi sangatlah penting dalam kehidupan kita sebagai manusia biasa yang tidak tahu kapan dan di mana resiko musibah akan menimpa kita, membeli asuransi ibaratnya menyediakan payung sebelum hujan turun, selain itu asuransi juga membantu kita merancang masa depan kita dan keluarga dengan baik dan terencana.
Apa itu Asuransi?