Lihat ke Halaman Asli

[CFBD] Kinangan Kenangan Nenek

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1345605623997692392

[CFBD] Kinangan Kenangan Nenek

Mungkin sebagian orang yang tau benda ini atau juga ada yang baru dengar dan juga melihat benda ini pertama kalinya. Asal muasal sejarah adanya kinangan ini begitu panjang.Aku sendiri tidak tahu dulunya nenekku beli dimana benda ini. Satu set benda kesayangan nenek yang masih ku jaga baik baik.

Sekilas buat yang belum tahu, “what is kinangan?”Aku coba jelasin semampuku aja . I will tell you depend on my experience. Jadi dulunya sewaktu almarhum nenekku masih hidup beliau sering gunain ini buat ganti rokok. Kinangan ini terdiri dari berbagai tempat,ada tempat untuk daun sirih,tempat gambir atau biasa disebut buah pinang,ada juga tempat kapur gamping basah atau biasa disebut enjet (istilah yang biasa di pake di daerah aku tinggal),Kinangan ini terbuat dari kuningan yang di set unik dengan bentuk yang lucu juga.Yang jadi pemikirnnnku waktu itu. Orang jaman dulu pintar juga punya ide ngerokok tapi gag pake korek. Jadi ngerokoknya ya pake bakau yang dicampur enjet ma gambir atau pinang Yang dibungkus pake daun sirih ,kemudian dikunyah. Katanya sich kenikmatannya sama seperti ngerokok.Kegunaan lain benda ini juga bisa dipake untuk sesajen. Mungkin dulunya kebudayaandan adat di daerahku masih tercampur dengan kebudayaan hindu,jadi ritual sesajen itu masih kental di anut oleh almarhum nenekku.

Nah loh, setelah bahas kisah kinangan ,sekarang aku mau nostalgia kembali soal kenangan kinangan ini. Banyak hal lucu yang terukir di ingatannku soal Kinangan ini.

Kisah pertama, waktu aku liat nenekku duduk sendirian sambil beraksi dengan telaten membungkus bako ,dan peralatan lainnya menjadi satu kesatuan. Kemudian nenek mulai mengunyahnya. Istilah di daerahku hal yang biasa dilakukan nenek itu dengan sebutan “Nginang”. Nenek dengan lahap mengunyah sirih dankawan kawannya tersebut. Terlihat begitu asik sekali . Mulut dan bibir nenek pun berubah warna menjadi merah. Kalau ada anak kecil yang lewat waktu itu mungkin sudah lari terbirit biritkarena takut dimakan nenekku. Akuaja geli litanya, Nenek nyaris seperti keluarga si ganteng Edward Twilight. Nenek seperti habis makan ayam mentah.

Daripada mati penasaran, muncullah ide jahilku. Aku menghampiri nenek dan mengajak nenek ngobrol supaya dia mau memberikan sedikit maenannya yang dia kunyah untuk aku coba. Akhirnya aku pun dapat satu bagian. Mulailah aku mencoba mencicipi kinang tersebut, aku pikir rasanya seperti kebab turki dengan mayonise dengan saus yang terasa segar di mulut. Astaga,,,,,,,,ternyata rasanya hancur bukan kepalang. Perpaduan gambir, gamping ,bakau daun sirih itu terasa pahit hambar dan asam memenuhi kerongkongannku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk memuntahkannya dari mulutku. Tapi ternyata aku tidak bisa lepas dari belenggu kinang waktu itu. Nenek memaksakumengunyah sampai bibir dan mulutku merah.

Tolooooooong,,,,,,,,selamatkan aku. Nenek memberiku lagi kinangnya dan memasukkan ke mulutku dengan paksa. Sambil tertawa terpingkal pingkal, bibir yang memerah dan gigi yang habis rata itu menertawakannku. Nenek sialan…….

Kisah kedua yang ku alami gara gara si kinangan ini juga lucu. Seperti yang aku ceritakan tadi . Kebudayaan dan adat hindu yang masih kental di daerahku membuatku terpaksa melihat ritual yang dilakukan nenek setiap malam jum’at. Di suatu jum’at nenek mulai menyiapkan sesajen untuk arwah mendiang kakekku dan sesepuh laennya yang sudah mendaului kita. Terlihat nenek begitu asyik menyiapkan makanan sayur sayuran segar dan buah buahan. Sepertinya nenek sedang membuat soto babat, sayur segar sebagai garnis,dan buah buahan. Tak lupa juga kopi hitam yang kental. Nenek mewanti wanti agar aku tak menyentuh hidangannya. Setelah semuanya siap hidangan pun ready service. Biasanya sesajen dihidangkan lengkap rapi dengan kinangan yang selalu diisi lengkap.

Niat busuk dan kejahilanku pun mulai muncul.Kenapa di era modern gini nenek masih percaya ma gitu gituan ya…capek dech!!! Sering kali aku ingatkan nenek akan hal itu. Tapi tetap saja kekeh dengan adatnya. Akhinya akupun mengajak abangku bersekongkol. Waktu nenek mulai lengah kami pun mengendus endus ke arah kinangan. Kami sudah seperti kucing celingukan melihat situasi. Sampailah aku pada hidangan tersebut, dan abangku mulai menyantap kopi buatan nenek. Belum lega kami menikmati hidangan tersebut tiba tiba terdengar dari luar nenek melempar sapu ke arah kami. Sialan nenek benar benar menganggap kami kucing,”Kucing kurang ajar!!!!!”, seru nenek sambil teriak teriak. Mata nenek pun melotot mendapati cucunya menghancurkan sesajen buatannya. Matilah kami,,,ampunnnnnnnn neeeeeeeekkkkkkkkkk,(tapi dalam hati kalau ada yang lebih lezat lagi boleh lah,hahaha).

Yach begitulah secuil kenangan kinangan nenek, sampai sekarang masih aku jaga baik baik benda ini meski hanya sebagai hiasan.Tapi peninggalan almarhum nenekku untuk tetap mengingat satu kata, “JASMERAH” Maafin cucu ya nek,,,,,,,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline