Sidanegara, Cilacap Tengah, Cilacap (30/7/2021), Masa anak-anak adalah masa krusial bagi perkembangan kreativitas. Hal ini ditandai dengan upaya anak dalam bereksplorasi dan bereksperimen untuk mendapatkan pengalaman baru melalui kegiatan bermain dan belajar bersama dengan teman sebayanya. Erik Erikson, dengan teori delapan tahap perkembangannya, menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi pada masa anak-anak adalah inisiatif vs rasa bersalah, artinya anak membutuhkan tantangan agar inisiatifnya dapat berkembang, yang mana merupakan cikal bakal dari kreativitas.
Namun dengan hadirnya pandemi COVID-19 ditengah masyarakat, perkembangan kreativitas anak menjadi terhambat. Penerapan kebijakan physical distancing dan sistem pembelajaran jarak jauh dinilai dapat membatasi ruang gerak anak sehingga anak kurang leluasa dalam mendapatkan pengalaman baru. Selain itu, Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, dapat berdampak terhadap kesehatan mental anak dimana anak cenderung merasa jenuh dan bosan karena tidak dapat berinteraksi dengan teman sebayanya.
Berangkat dari akar permasalahan tersebut Putra Ari Kusuma, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, yang merupakan bagian dari KKN TIM II UNDIP 2021 berinisiatif untuk meningkatkan kreativitas dan menjaga kesehatan mental anak melalui program membatik ecoprinting di wilayah kelurahan Sidanegara, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap.
Ecoprinting merupakan kegiatan membatik dengan memanfaatkan berbagai bagian dari tumbuhan yang dapat menghasilkan warna dan motif secara alami. Membatik ecoprinting dapat bermanfaat bagi perkembangan psikologis anak. Penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati dan Hartati (2020) menyatakan bahwa melalui kegiatan ecoprinting anak dapat mengembangkan kreativitas, motorik, kognitif, dan sosio-emosional anak.
Program membatik ecoprinting dalam mengembangkan kreativitas serta menjaga kesehatan mental anak merupakan program yang selaras dengan tema KKN yaitu SDG’s (Sustanable Development Goal) yang berfokus pada poin ketiga, good health and well-being. Program ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 30 Juli 2021 yang bertempatkan disalah satu rumah warga. Dengan mempertimbangkan tingginya kasus penyebaran COVID-19, maka program ini dihadiri oleh jumlah peserta yang terbatas, yakni sebanyak tiga orang anak, dan tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan.
Pelaksanaan program diawali dengan membagikan ecoprinting-kit kepada peserta program. Selajutnya, dijelaskan pula mengenai manfaat dan tatacara melakukan ecoprinting dengan menggunakan teknik pounding. Setelah itu, peserta dipersilahkan untuk melakukan kegiatan ecoprinting dimedia yang telah disediakan. Peserta terlihat antusias dan bersemangat dalam melakukan kegiatan membatik ecoprinting baik dari proses memilih stringbag sebagai kanvas, menyusun daun diatas stringbag sesuai dengan keinginan, memukul-mukul daun agar warna dan motif dapat meresap di stringbag, serta merendam hasil ecoprinting ke dalam larutan air tawas agar warna tidak luntur saat dicuci.
Kreativitas peserta dalam menyusun daun membentuk warna dan motif yang sangat indah dan menarik. Selain itu, Kesabaran peserta dalam memukul daun menjadikan warna yang terdapat pada daun dapat meresap dengan sempurna. Selanjutnya, ecoprinting-kit dan hasil kreasi ecoprinting diserahkan kepada peserta. Melalui program ini, diharapkan rasa jenuh dan bosan yang dirasakan oleh anak-anak sebagai akibat dari adanya pshysical distancing dapat diminimalisir. Selain itu, Orang tua juga dapat berperan aktif dalam meningkatkan interaksi dengan anak melalui kegiatan ecoprinting bersama sehingga kebutuhan psikologis anak dapat terpenuhi.
Penulis: Putra Ari Kusuma, Fakulta Psikologi, Universitas Diponegoro
Dosen Pembimbing Lapangan: Dr. Rr. Karlina Aprilia , S.E., M.Sc., Akt
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H