TPA Tulangaagung yang terdapat di Desa Tulangagung, mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2015 adalah 6.926 jiwa dan terdiri dari 979 KK. Lahan pada desa ini yang dimanfaatkan untuk kawasan TPA adalah 2,5 ha (0,9% dari luas lahan desa), sedangkan penggunaan lahan yang lainnya adalah permukiman, kebun dan sawah.TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen yang berdiri pada tahun 2009 ini berhasil mengubah pandangan masyarakat mengenai TPA yang selama ini identik dengan kotor dan bau menjadi sebuah kawasan wisata edukasi.
Lokasi TPA ini justru lebih mirip seperti taman kota, di mana sepanjang jalan utama ditumbuhi berbagai jenis bunga dengan berbagai warna, kontras dengan pemandangan TPA pada umumnya. Kondisi dan kualitas jalan yang merupakan prasarana dan akses penting untuk transportasi pengangkutan sampah pun juga diperhatikan, sehingga memberikan kenyamanan bagi para pekerja maupun kepada para pengunjung yang datang untuk berwisata edukasi, di mana TPA ini dijadikan acuan dalam pengelolaan sampah yang berbasis lingkungan.
TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen yang menggunakan prinsip pengelolaan sampah Konservasi Energi dalam proses pengolahan sampahnya, menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan, sehingga energi yang dibutuhkan untuk pengolahan tidak terbuang percuma. Karena cara pengelolaan Persampahan di TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen berbeda dengan TPA lainnya, maka diperlukan kajian ini untuk mengetahui berapa besar nilai ekonomi yang didapatkan dari TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen yang mampu menciptakan sampah menjadi energi baru terbarukan dengan menghasilkan Gas Metana.
Selain itu dipilihnya TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen sebagai bahan penelitian karena TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen memberikan dampak yang sifatnya ramah terhadap lingkungan, tidak menimbulkan bau menyengat, dan sampah organik dapat dijadikan bahan bakar alternatif pengganti elpiji dengan sistem perpipaan. Pengolahan sampah organik menjadi pupuk melalui proses komposting dan pembuatan pupuk organik plus, yaitu pencampuran pupuk komposting dengan pupuk kandang. Limbah sampah di TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen ini juga mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas 500 hingga 750 watt. Laju timbulan sampah baik untuk sekarang maupun di masa yang akan datang merupakan dasar dari perencanaan dan pengkajian potensi pengelolaan persampahan
Secara kompleks, permasalahan sampah di kota-kota besar bukan sekedar bagaimana mengolah sampah secara teknis, tetapi juga harus mampu dilakukan penanganan secara sosial, ekonomi, hukum dan politik. Kabupaten Malang merupakan kota yang sedang tumbuh dan dihadapkan dengan banyak permasalahan tentang sampah yang tentunya berkenaan dengan keasrian, kebersihan dan keindahan kota.
Keberadaan pembangunan TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen ini memberikan terobosan baru dalam masalah pengelolaan lingkungan hidup melalui berbagai program dengan harapan bahwa TPA Wisata Edukasi Talangagung Kepanjen akan mampu memberikan manfaat yang besar sebagai penghasil energi terbarukan dan memberikan wahana wisata edukasi.
TPA Talangagung yang dibangun pada tahun 2009, terletak di Kecamatan Kepanjen saat ini posisinya berada di tengah perkotaan Kepanjen dengan kondisi lahan tersisa untuk sel aktif sebanyak 0,4 Ha. TPA Talangagung saat ini melayani 3 UPTD yaitu Kepanjen, Bululawang dan Turen. TPA Talangagung merupakan wisata edukatif yang terletak di Desa Talangagung Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang. TPA ini sudah menjuarai peringkat pertama pada lomba pengelolaan sampah tingkat nasional pada tahun 2011. TPA Talangagung mampu mengolah sampah dan menangkap gas methane (CH4) atau bio gas yang didapat dari penumpukan sampah.
Gas methane dimanfaatkan warga sebagai bahan bakar untuk memasak secara gratis sampai saat ini terdapat 206 KK yang terdaftar menyambungkan saluran gas methane ke rumah mereka, warga di sekitar TPA tak lagi membeli Gas LPG untuk memasak. TPA Talangagung ini berbeda dengan TPA pada umumnya, bila TPA pada umumnya TPA cenderung mengeluarkan bau tidak sedap, namun beda dengan TPA Talangagung yang banyak dihiasi oleh bunga-bunga dan alat-alat yang digunakan untuk proses pendaur ulang sampah juga dihiasi warna-warna menarik, sehingga terkesan enak bila dipandang mata.
TPA Talangagung juga menyediakan bank sampah untuk pemulung, sehingga pemulung-pemulung dapat merasakan manfaat yang lebih luas atas berdirinya TPA ini. Manfaat langsung yang diperoleh masyarakat dari TPA ini adalah produksi gas methan (CH4) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan gas untuk masyarakat, dan kompos yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan pengembangan kegiatan perkebunan yang terdapat di kawasan studi. Sedangkan manfaat tidak langsung diperoleh oleh masyarakat di kawasan studi adalah produksi oksigen, produksi kayu, pengembangan kegiatan pariwisata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H