Kebiasaan merokok di kalangan remaja saat ini menjadi isu kesehatan yang membutuhkan perhatian serius, dengan prevalensi mencapai 7,2%. Persentase ini lebih tinggi pada remaja laki-laki dibandingkan perempuan, menunjukkan perlunya fokus khusus terhadap masalah ini. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019, sekitar 19,2% pelajar di Indonesia dilaporkan mengonsumsi tembakau, dengan rincian 35,6% anak laki-laki dan 2,9% anak perempuan menggunakan produk tembakau.
Meskipun terdapat sedikit penurunan pada tahun 2021, ketika persentase penduduk berusia 15-19 tahun yang merokok menurun menjadi 9,98%, tantangan signifikan masih tetap ada. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa persentase penduduk berusia di atas 15 tahun yang merokok mencapai 28,62%, meningkat 0,36% dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menegaskan perlunya intervensi yang berkelanjutan untuk mengatasi masalah tersebut. Faktor sosial budaya diketahui menjadi salah satu pemicu utama.
Beberapa faktor yang memengaruhi kebiasaan merokok pada remaja antara lain:
1. Faktor Keluarga
Merokok merupakan hal yang normal pada keluarga yaitu ayah, juga anggota keluarga yang lainnya akan meniru hal tersebut karena dalam keluarga tidak ada aturan yang melarang merokok,. Kebiasaan merokok pada keluarga juga dilakukan secara masal misalnya jika ada acara keluarga maka diaitu sekumpulan orang berkumpul dan saling membagi rokok, maka secara tidak langsung remaja mengadopsi hal tersebut.
2. Faktor Lingkungan Sosial
Kebiasaan merokok pada komunitas remaja dan teman sebaya juga berpengaruh terhadap perilaku merokok, sehingga merupakan peluang bagi remaja untuk ikut-ikutan teman yang merokok, selain itu adanya iklan dan Produk rokok juga berperan dalam membentuk budaya merokok.
Dampak Merokok pada remaja
Perilaku merokok pada remaja mempunyai dampak yang signifikan antara lain:
Rokok mengandung banyak zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti:
- Tar: Mengandung bahan kimia karsinogen yang dapat memicu kanker
- Nikotin: Menyebabkan ketergantungan dan sulit berhenti merokok
- Karbon monoksida: Gas beracun yang dapat menurunkan fungsi jantung dan otot
- Aseton: Zat pelarut yang dapat mengiritasi mata, hidung, dan tenggorokan
- Asam asetik: Zat yang sama dengan yang terkandung dalam pembersih lantai
- Naptalin: Zat beracun yang terkandung dalam bola-bola pewangi pakaian
- Asetanisol: Zat kimia yang terkandung dalam parfum
- Hidrogen sianida: Racun tikus yang juga terkandung dalam rokok
- Kadmium: Zat kimia yang terkandung dalam baterai
- Metanol: Zat yang dapat digunakan sebagai bahan bakar
- Formalin: Zat yang digunakan untuk mengawetkan mayat
- Geranol: Zat aktif dalam pestisida yang sangat mematikan
Adapun lain merokok pada remaja adalah memicu Kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, prestasi belajar menurun, penampilan bibir tampak gelap karena merokok, tampak lebih tua dari usianya.