Lihat ke Halaman Asli

Isu Kesehatan Harus Diatasi Secara Bersama-sama

Diperbarui: 19 Agustus 2024   21:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tangsel, 24 April 2024

Presiden Joko Widodod secara resmi membuka kegiatan Rapat Kerja Kesehatan Nasional ( Rakernas ) tahun 2024 yang di selenggarakan pada tanggal 24-25 April 2024, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten. Dalam sambutannya Presiden menyatakan bahwa Indonesia Memiliki Potensi untuk menjadi negara maju karena pada tahun 2030an Indonesia akan menikmati bonus demografi dan sektor kesehatan, memiliki peran yang sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut.

"Kita memiliki kesempatan untuk menjadi negara maju, namun jika tidak memanfaatkan bonus demografi ini,maka kita akan kehilangan peluang" kata Presiden di acara Rakernas 24 April 2024.

Presiden menyatakan bahwa, seperti yang di oleh Menteri Kesehatan dalam sambutannya,  kesehatan sangat penting bahkan lebih dari pendidikan, dalam memastikan anak-anak menjadi pintar.

Presiden berharap agar rmasalah kesehatan saat ini bisa diatasi secara bersama-sama dan terintegrasi dari pusat hingga daerah.

"Semuanya harus selaras, berada dalam satu jalur. Oleh karena itu kita ingin mengkonsilidasikan hal itu dan mengintegrasikan agar kerjasama kita dapat menghasilkan solusi konkret untuk masalah kesehatan yang kita hadapi" kata Presiden.

Presiden berharap agar rencana induk kesehatan dapat segera diselesaikan sehingga dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan program kesehatan di tingkat  pusat, daerah dan  sektor swasta.

"Saya yakin, jika semuanya bekerja secara kompak, akan ada signifikan kemajuan dibidang kesehatan di negara kita" imbuh Presiden.

Presiden menambahkan, saat ini masih ada sejumlah pekerjaan  rumah di sektor kesehtan yang perlu bersama-sama diselesaikan. Diantaranya masalah Stunting yang meski mengalami lonjakan penurunan cukup signifikan yakni dari 37 % kasus Stunting di Indonesia 10 tahun lalu menjadi 21,5 % di Desember 2023 kemarin. Menurut Presiden mengatasi Stunting bukanlah hal yang mudah dan perlu melibatkan berbagai sektor untuk mengatasinya.                               

" Stunting akhir tahun kemarin angkanya  masih 21,5% sudah turun, tapi seharusnya Kita mkencapai 14%. Tapi saya hitung ini tidak mudah, untuk mengatasinya program ini harus terintegrasi" kata Presiden.

Selain Stunting, persoalan yang menjadi sorotan adalah tingginya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular ( PTM ). Presiden menyebut tiga penyakit PTM penyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia yakni penyakit Stroke sebanyak 330 ribuan kasus kematian, penyakit jantung sekitar 300 ribu kematian, dan kanker juga mencapai 300 ribu kasus kematian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline