Lihat ke Halaman Asli

Apriyandro

Mahasiswa

Upgrade Cara Bertransaksi, Mahasiswa UNDIP Mengenalkan Digital Payment Menggunakan QRIS

Diperbarui: 14 Februari 2023   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pemalang (29/1). Alat pembayaran berbasis digital saat ini telah marak di Indonesia. Kita sudah tidak asing lagi dengan GoPay, OVO, LinkAja, Dana dan yang lainya. Dengan banyaknya alat pembayaran digital Bank Indonesia (BI) merespons untuk mewajibkan semua penyedia layanan pembayaran nontunai menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Dikutip dari laman Bank Indonesia, QRIS adalah standar QR code untuk pembayaran digital melalui aplikasi uang elektronik baik server based, e-wallet, mobile banking. BI membuat dua kategori sistem layanan uang digital QRIS, berdasarkan media penyimpanan yaitu server based dan chip based. Contoh chip based seperti: Flazz BCA, E-Money Mandiri, Brizzi BRI, dan Tap Cash BNI. Sementara e-wallet yang masuk ke salah satu contoh server based seperti GoPay, OVO, LinkAja, Doku, dan Dana.

QRIS dibuat agar proses transaksi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya baik untuk merchant dan customer. Persoalan ini dibuktikan dengan penggunaan QRIS pada UMKM dapat meningkatkan kinerja bisnis pelaku UMKM. Merchant tidak perlu menyiapkan uang recehan untuk kembalian dan customer cukup membawa ponsel untuk melakukan pembayaran. Hal ini menunjukan bahwa pembayaran digital membawa perubahan dalam bertransaksi yang memajukan ekonomi negara serta kemajuan digitalisasi pada negara.

Dokpri

Sayangnya, pelaku UMKM yang menggunakan QRIS masih dominan di wilayah perkotaan daripada di pedesaan. Menurut hasil survei dari KKN TIM 1 UNDIP 2022/2023 di Desa Majakerta, Kec. Watukumpul, Kab. Pemalang, penggunaan QRIS masih jarang ditemui pada UMKM di desa Majakerta. Persoalan ini dikarenakan penduduk yang cenderung lebih menerima uang tunai dibandingkan transaksi digital dan kurangnya literasi digital di Desa Majakerta. Namun beberapa masyarakat di desa sudah mengerti pembayaran digital tetapi tidak ada media untuk mempraktikannya saat bertransaksi. Selain itu beberapa UMKM antusias untuk mempelajari QRIS untuk diterapkan di tokonya. Hal ini mendorong pelaksanaan program kerja "Edukasi Digital Payment dengan QRIS" oleh salah satu Mahasiswa Tim KKN UNDIP 1 2022/2023 Desa Majakerta, Apriyandro Triandito Kusumo. Kegiatan dilakukan pada tanggal 29 Januari hingga 5 Februari 2023 yang diikuti oleh UMKM Desa Majakerta serta beberapa masyarakat setempat.

Dokpri

Metode pelaksanaan program kerja dilakukan dengan cara mengenalkan QRIS melalui brosur. Brosur berisikan informasi mengenai QRIS, cara mendaftar sebagai merchant, Kelebihan untuk merchant customer dan biaya pembuatan QRIS. Pelaku UMKM dan masyarakat akan dipandu membuat QRIS jika tertarik dalam pembuatan QRIS dan cara pembayarannya.

"QRIS ini sangat membantu dalam pembayaran karena cepat dan aman" ujar Bu Lilis selaku pemilik UMKM. Dengan program kerja ini diharapkan masyarakat Desa Majakerta terbantu oleh QRIS dan menambah wawasan masyarakat mengenai digital payment.

Dokpri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline