Lihat ke Halaman Asli

Seri Lawan Filipina, Perberat Langkah Indonesia

Diperbarui: 22 November 2016   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelatih kedua negara. Diambil dari liputan6.com

Memalukan. Mungkin itulah satu kata yang pantas untuk timnas Indonesia melihat hasil laga kedua tadi malam. Bertanding melawan Filipiina, Indonesia diharapkan memenangi laga malam ini menjamu tuan rumah Filipina. Namun, yang terjadi adalah penampilan tidak terlalu baik yang ditunjukkan oleh para pemain timnas. Padahal sejatinya laga ini menjadi sangat krusial dalam langkah selanjutnya Indonesia di Piala AFF 2016 Grup A. Kekalahan 4-2 di laga pertama melawan Raja Asia, Thailand, memberatkan Indonesia dalam laga lawan Filipina.

Faktor kelelahan sangat tampak dari apa yang ditampilkan oleh pemain Indonesia saat melawan Filipina. Indonesia yang bermain sangat ngotot pada laga melawan Thailand, membuat tenaga pemain-pemain Indonesia banyak terkuras. Pelatih Riedl pun tampak tidak melakukan rotasi pemain yang berarti dengan hanya memasukkan Evan Dimas dalam lineup menggantikan Bayu Pradana. 

Sisa-sisa kelelahan terbukti dengan rotasi pemain di lapangan dan pressing yang buruk terhadap pemain Filipina. Pemain tampak tidak melakukan pressing ketat sehingga memudahkan pemain Filipina untuk melakukan umpan-umpan panjang ke daerah pertahanan Indonesia. Passing pemain Indonesia juga terlihat masih buruk ditambah komunikasi antarpemain yang tidak terkoordinasi. 

Posisi Evan Dimas sebagai jenderal lapangan tengah tidak terlalu tampak pada malam ini. Strategi Riedl terlihat tidak ingin menahan bola lebih lama dan langsung mengalirkannya ke depan. Buruknya stamina dan koordinasi pemain membuat “lubang” di lapangan tengah Indonesia. Pada akhirnya permainan lapangan tengah dikuasai oleh pemain Filipina dengan melakukan serangan balik cepat dan umpan-umpan panjang ke sayap. 

Hal tersebut yang menyebabkan pemain Indonesia banyak melakukan pelanggaran yang berakibat terjadinya tendangan bebas untuk Filipina. Filipina pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan mengkonversi dua tendangan bebas yang dimiliki untuk dijadikan gol penyama kedudukan.

Kekurangan dari laga kedua ini sebetulnya telah tampak dalam laga pertama melawan Thailand hari Sabtu (12/11). Buruknya koordinasi pemain sangat terlihat ketika Indonesia terkena serangan balik. Yanto Basna sebagai bek tengah yang tampil tidak terlalu baik dalam laga lawan Thailand, dengan menyebabkan kesalahan yang berbuah menjadi gol, tetap dimainkan dalam laga malam ini. 

Benny Wahyudi sebagai bek sayap kanan juga belum bisa memerankan dengan optimal dalam dua laga ini. Benny seringkali telat untuk kembali pada posisinya ketika terjadi serangan balik cepat. Bek dan gelandang bertahan Indonesia juga sering melakukan pelanggaran yang tidak perlu dalam wilayah pertahanan. 

Di posisi kiper, belum primanya Kurnia Meiga setelah dibekap cedera menjadi salah satu kekurangan. Meiga masih takut ketika harus terjadi benturan fisik dengan pemain Filipina. Feeling penempatan posisi Meiga juga belum begitu bagus seperti sebelum ia terkena cidera. Hal ini nampak dari gol kedua Filipina melalui tembakan bebas Younghousband.

Sebenarnya hasil buruk ini tidaklah terlalu mengejutkan bagi Indonesia setelah melihat serangkaian ujicoba yang dilakukan sebelum piala AFF 2016 berlangsung. Penempatan posisi pemain dan penjagaan terhadap pergerakan pemain lawan masih buruk. Namun, ternyata Riedl tidak mencoba untuk memperbaiki hal tersebut hingga pelaksanaan laga kedua di grup A Piala AFF 2016. Rotasi pemain yang dilakukan Riedl juga tidak terlalu bagus. 

Hal ini mungkin bisa kita sadari melihat bahwa Riedl tidak dapat memperoleh pemain-pemain yang diinginkan untuk membuat strategi terbaik bagi timnas. Kuota dua pemain dari tiap klub membatasi pemain-pemain bagus dari klub yang akan dimainkan oleh Riedl. Alhasil Riedl hanya bisa memainkan pemain seadanya yang tidak sesuai dengan strateginya. 

Menjadi hal aneh ketika Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang masih menjalankan liga internalnya ketika timnasnya bertanding. Padahal seperti di negara Eropa, terdapat minggu International Break ketika timnas negaranya main. Dalam International Break ini, semua laga di liga Eropa libur untuk mengijinkan pemainnya membela negaranya masing-masing. Jadi sebaiknya kita tidaklah berekspetasi terlalu tinggi terhadap prestasi Indonesia di piala AFF 2016 ini. Bagaimana bisa kita menampilkan permainan terbaik, jika pemain terbaik kita saja tidak bisa dimainkan dengan alasan berlangsungnya liga. Satu kata: Memalukan!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline