Benarkah superego adalah kebijaksanaan? salahkah ketika orang berkomentar mengenai apa yang dilihatnya, didengarnya dan dirasakannya? saya yakin anda sendiri pun pernah melakukan hal itu. Namun apakah anda ketika anda menyetujui sesuatu tetapi komentar anda justru sebaliknya? anda malah mencari-cari kesalahan yang anda sendiri yakin dengan benar bahwa itu tidak salah...ataupun dengan contoh lain, ketika anda membaca sebuah tulisan, anda mencoba mengkritisinya, saya yakin sekali bahwa dibalik semua ucapan anda, anda sebenarnya sangat menyetujui tulisan tersebut ( itupun kalau anda memncoba membantahnya), bahkan mungkin anda mungkin sejenak merenungkan isi tulisan tersebut secara lebih mendalam yang hingga pada akhirnya anda menemukan suatu yang mungkin menjadi kebenaran didalamnya, memang kebenaran sulit dicapai dan kita tidak bisa mengatakan suatu hal adalah suatu kebenaran tanpa adanya fakta-fakta yang mendukung, tetapi apakah salah juga ketika kita mau mengakui suatu hal yang kita anggap itu benar menurut pemahaman kita sendiri dan melihat realitas yang ada? ( Kebanyakan orang malu mengakui sebuah kebenaran yang mengganggu eksistensi, kepentingan, maupun hal-hal lain yang dia anggap bisa merusak tatanan kehidupan pribadi maupun kelompoknya )
Banyak dari kita mencari sebuah titik lemah yang terkadang kita sendiri tidak menyadari bahwa itu bisa terkandung didalamnya? Apakah salah juga ketika kita melihat sesuatu yang kita anggap janggal dan kita berani untuk merubahnya walupun itu sulit? Setidaknya ada suatu kontibusi yang sudah kita berikan, dan bisa kita bayangkan apa jadinya dunia ini tanpa ada orang yang berbeda dalam sudut pandang ? dan mutlakkah ketika kita berbeda, maka kita harus membentuk suatu masyarakat baru, hidup dalam dunia kita sendiri? Selama itu masih dalam batas kewajaran, saya rasa tidak perlu. Memang dalam hidup ini ada banyak golongan masyarakat, saya sendiri ada disuatu golongan. Tapi itu tidak membuat kita berbeda sebagai manusia. Saya rasa anda lebih baik ketimbang saya sendiri, tetapi diam, tidak berkomentar, bahkan sedikit demi sedikit mulai mengikuti...sungguh itu berlawanan dengan hati nurani, prinsip dan pendapat saya sendiri, dan mungkin justru orang seperti sayalah yang lebih pantas disebut sebagai seorang pengikut dunia, seorang individu yang keberadaannya tidak akan dipertanyakan dunia ketika ia sudah tidak ada. Jadi siapkah anda melihat dunia dan berpegang dengan diri sendiri secara konswekuen?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H