Lihat ke Halaman Asli

Aprina C K Zai

Senang-senangnya menulis di kening

Wonderful Indonesia: Eksplorasi Wajah Musik pada Relief Borobudur

Diperbarui: 15 Mei 2021   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Youtube, Sound Of Borobudur.

Pagi-pagi sarapan bubur,

Sarapannya jauh ke Magelang sana,

Mari Kumandangkan Sound Of Borobudur,

Destinasi wisata pusat musik dunia,

Beberapa waktu yang lalu, dari tanggal 7-9 April 2021, sebuah perhelatan yang unik dan menarik telah disajikan untuk menyuguhkan bukti kebesaran bangsa dan kemolekan negeri ini dalam acara seminar lokakarya bertajuk Borobudur Pusat Musik Bangsa. Acara ini memberikan banyak sekali pengetahuan "ajaib" bagi saya yang notabene adalah masyarakat biasa.

Sebait pantun spontanitas di atas, saya buat untuk menggambarkan betapa luar biasanya visi, misi, dan isi dari seminar tersebut. Titik tumpunya adalah menguak kembali pesona nusantara melalui alat-alat musik yang terpahat nyata pada ukiran relief-relief Borobudur.

Awal pengenalan  saya dengan Sound Of Borobudur bermula dari flyer yang bermunculan di beranda media sosial, sehingga menarik perhatian saya untuk mengetahui lebih dalam tema yang digaungkan. Saya akhirnya mendaftar untuk bergabung.

Semula saya mengira webinar ini seperti webinar lain pada umumnya, hanya memberi suguhan analisis dan kekuatan teori. Namun faktanya sungguh tak disangka-sangka. Serasa saya diajak berkeliling mengeksplorasi candi Borobudur, bahkan ke masa yang silam. Dan saya bersyukur, dari seminar ini rupanya saya diberi kesempatan untuk mengeruk ilmu yang belum banyak diketahui orang lain.

Selain tema, hal menarik lainnya yang tak kalah penting adalah narasumber dan tokoh yang dihadirkan pada acara tersebut. Mulai dari kalangan seniman, artis, menteri, gubernur, pejabat-pejabat negara, duta besar, akademisi arkeolog, etnomusikolog,  ahli sejarah, ahli ilmu budaya, dan aktivis pergerakan, yang terlibat sebagai narasumber, moderator, fasilitator, pembahas, bahkan audiens.

Acara yang bertabur pakar dan "orang-orang hebat" ini secara umum mampu menghidangkan "perbaikan gizi" pengetahuan dengan sangat mumpuni dan "menyehatkan". Sesi-sesinya dikemas dalam pembahasan yang padat, jelas, detil, bermakna, dan menyenangkan. Sehingga rasanya audiens seperti tidak diberi kesempatan untuk melewatkan setiap sesi seminar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline