Lihat ke Halaman Asli

April Lia

Sesekali menulis, lebih sering membaca.

Tradisi Unik Takiran di Perempatan Jalan

Diperbarui: 8 Juli 2024   20:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Takiran (Dokpri)

Ada tradisi unik yang selalu dilakukan masyarakat Blitar, khususnya di desa Bacem setiap 1 Muharam atau 1 Suro.

Tradisi itu disebut dengan takiran atau orang Jawa pada umumnya menyebut baritan.

Takiran dilakukan untuk menyambut tahun baru Islam dan permulaan tahun kalender Jawa.

Disebut takiran karena masyarakat setempat membawa makanan dengan menggunakan wadah daun pisang yang telah dibentuk dan dihias janur yang disebut takir.

Ilustrasi takir (Fb enti nur laili dan nuppy bilqiezz).

Hal yang membedakan antara tradisi takiran di desa Bacem dengan beberapa daerah lainnya ialah masyarakat dan sesepuh desa masih mempertahankan tradisi takiran di perempatan atau pertigaan jalan.

Karena sudah menjadi tradisi, orang-orang yang lewat sudah terbiasa melambatkan kendaraanya dan tidak menggeber-geber motor.

Masyarakat yang berkumpul juga tidak menutup akses jalan sepenuhnya dan sebisa mungkin tidak mengganggu arus lalulintas.

Kenapa tidak dilakukan di masjid atau musala setempat?

Selain karena mempertahankan tradisi, dengan memilih tikum di perempatan jalan akan membuat masyarakat dari penjuru etan, kulon, lor, kidul lebih mudah karena berkumpul di tengah-tengah sehingga tidak ada yang merasa terlalu jauh atau sebaliknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline