Lihat ke Halaman Asli

Aprilia Sefi

English Literature Student

Hidroponik untuk Pemanfaatan Air dan Pencegahan Stunting di Desa Gempol

Diperbarui: 24 Januari 2025   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Bersama Pemeritah Desa Gempol dalam Program Sosialisasi Pemanfaatan Hidroponik untuk Mencegah Stunting (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Hidroponik adalah salah satu metode dalam pertanian. Metode ini masuk dalam kategori urban farming. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hidroponik adalah bercocok tanam tanpa menggunakan tanah, dengan menggunakan medium air berisi zat hara. Metode tanam hidroponik saat ini cukup menjadi primadona dalam dunia pertanian.

Hidroponik cocok diterapkan di semua tempat. Tempat yang kurang maupun berlimpah air dapat menjadikan hidroponik sebagai opsi metode pertanian. 

Desa Gempol, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten memiliki potensi air yang berlimpah. Air yang berlimpah di Desa Gempol ini dapat dimanfaatkan untuk pertanian hidroponik.

Potensi air yang berlimpah di desa tersebut pun tak luput dari observasi kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) dalam Program GIAT 10 bersama Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM Unnes. Observasi potensi ini kemudian diwujudkan dalam sebuah program kerja. 

Instalasi Hidroponik di Balai Desa Gempol, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kelompok Unnes GIAT 10 di Desa Gempol pada Rabu (15/1/2025) melakukan penyuluhan dan pengoperasionalan hidroponik di Balai Desa Gempol. Pengoperasionalan hidroponik diawali dengan merangkai rangka hidroponik. Setelah itu, instalasi atau rangka hidroponik ditempatkan di tempat yang telah ditentukan dan disepakati, yakni Balai Desa. 

Kegiatan selanjutnya adalah penyuluhan program yang ditujukan kepada Perangkat Desa Gempol. Penyuluhan yang dilaksanakan meliputi sistem pengairan hidroponik, takaran pemberian nutrisi, perawatan hidroponik, dan masa panen sayur hidroponik. Kegiatan penyuluhan tersebut dipandu oleh Nuzulul Khikam, mahasiswa Unnes GIAT 10, dari Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif.

“Saya berharap para audiens bisa mencobanya di rumah, karena metode penanaman hidroponik mudah mampu menghasilkan sayur dengan kualitas tinggi dan minim perawatan,” ucap Nuzulul.

Program yang bertajuk “Sosialisasi Pemanfaatan Hidroponik untuk Mencegah Stunting” tersebut, memuat manfaat sayuran hijau untuk mencegah stunting. Harapannya, sayur-sayur hijau yang ditanam menggunakan media hidroponik dapat digunakan sebagai media untuk mencegah stunting. Sehingga, keberlanjutan dari hidroponik ini memiliki kebermanfaatan untuk program anti-stunting. 

Poster "Si Hijau Pencegah Stunting" dalam Program Sosialisasi Pemanfaatan Hidroponik untuk Mencegah Stunting (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline