Lihat ke Halaman Asli

Aprilia Purwita

Mahasiswa Semester 2-Farmasi-Universitas Airlangga

Upaya Melestarikan Kebudayaan Lokal Upacara Satu Suro Desa Ndorok Kediri

Diperbarui: 23 Mei 2022   16:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan suatu bangsa majemuk yang memiliki berbagai macam bahasa, budaya, suku, tradisi, dan kebudayaan khas yang dimiliki oleh setiap daerah dan sampai saat ini masih tetap dilestarikan dan dihormati. Suku Jawa contohnya, merupakan salah satu suku terbesar di indonesia dihitung dari populasinya. 

Kebudayaan Jawa yang terkenal salah satunya adalah Suroan merupakan wujud bulan yang pertama dalam penanggalan Jawa atau dalam kalender Islam sebagai perayaan tahun baru Islam. 

Upacara Satu Suro diadakan di Desa Ndorok, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Upacara Satu Suro di Desa Ndorok terrbagi menjadi dua tempat pelaksanaan yaitu di bawah pohon 24 beringin dan di candi Ndorok. 

Pihak-pihak yang terlibat pun berbeda, untuk perayaan di bawah pohon beringin dapat diikuti oleh semua elemen masyarakat sedangkan untuk di Candi Ndorok hanya boleh diikuti oleh pihak-pihak tertentu dengan beberapa alasan khusus. 

Walaupun berbeda, yang terpenting adalah cara memaknai Upacara Satu Suro dengan selalu bersyukur akan hasil yang telah dicapai satu tahun yang lalu, serta untuk menjaga tali silahturahmi di lingkungan masyarakat Desa Ndorok. 

Upacara Satu Suro sampai sekarang masih dilestarikan dengan baik, terbukti dengan pelaksanaannya dilakukan rutin setiap tahun. Suroan mengajarkan tentang ketentraman batin dan keselamatan Masyarakat Jawa khususnya yang ada di Kediri juga masih mempercayai Upacara Satu Suro. 

Upacara Satu Suro bertujuan sebagai acara atas ucapan dan rasa syukur masyarakat Desa Ndorok akan hasil panen dan hasil kebun yang diperoleh selama satu tahun yang lalu dan mengharapkan akan akan keselamatan lahir dan batin juga sebagai pengharapan agar satu tahun kedepan dapat memperoleh hasil yang lebih baik. 

Pandangan Masyarakat Kabupaten Kediri khususnya masyarakat Desa Ndorok terkait pelestarian Upacara Satu Suro sangat supportive. Mereka berpendapat bahwa Tradisi Upacara Satu Suro adalah sesuatu yang diwariskan dari nenek moyang yang seharusnya diwariskan dari generasi ke generasi lain. Akan tetapi, dikarenakan kondisi sosial masyarakat yang banyak berubah menjadikan kebudayaan Upacara Satu Suro menjadi pasang surut dalam prosesnya.

Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mempromosikan budaya di dalam negeri dan luar negeri. Karena dengan demikian budaya Indonesia dapat bersaing dengan budaya - budaya asing sehingga tidak mudah dilupakan. Kepedulian akan budaya sendiri merupakan faktor penting dalam upaya pelestarian. 

Peran pemerintah dan seluruh elemen masyarakat harus saling berkaitan satu sama lain. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kelangsungan budaya setempat agar dapat diwariskan ke generasi berikutnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline