Lihat ke Halaman Asli

Jamur Merang, si Bulat yang Menjanjikan

Diperbarui: 23 Januari 2022   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Susilo, pengusaha jamur merang di Desa Haduyang, Natar, Lampung Selatan

Selain menjadi sumber bahan makanan yang lezat dan bernutrisi baik untuk tubuh, jamur berpotensi tinggi untuk menjadi sumber pendapatan. Salah satu jenis budidaya jamur yang menjanjikan adalah jamur merang. Tingginya permintaan pasar, harga jual, kualitas rasa dan minimnya pembudidayaan jamur merang di kawasan Desa Haduyang membuat Pak Susilo tertarik untuk membudidayakan si bulat yang menjanjikan ini. Berawal dari usaha kuliner soto jamur, Pak Susilo yang kala itu kesulitan untuk mendapatkan bahan baku jamur akhirnya belajar untuk membudidayakan jamur merang dan berlanjut hingga saat ini. Berlokasi di Desa Haduyang, Natar, Lampung Selatan, usaha budidaya jamur merang Pak Susilo telah berjalan selama 6 tahun dan memiliki omset harian mencapai 500 ribu rupiah.

Setiap harinya, usaha Pak Susilo bisa memproduksi hingga 20-50 kg jamur merang dari 11 kumbung jamur yang dimilikinya. Pemanenan dilakukan setiap hari karena tingginya tingkat konsumsi dan permintaan pasar terhadap jamur merang. Masa panen jamur merang berkisar dari 3 minggu hingga 1 bulan sebelum penggantian media tanam dengan tandan sawit yang baru. Penanaman bibit jamur dilakukan 3 hari sekali dan proses panen dilakukan 10-12 hari setelah penanaman.

Rutinitas kegiatan produksi jamur merang diawali dengan penerimaan supply bahan baku limbah sawit dari pabrik swasta untuk kemudian direndam selama 3-4 hari di bak perendaman. Selanjutnya, dilakukan proses fermentasi media penanaman selama setengah bulan sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam kumbung jamur. Setelah itu, dilakukan proses penguapan secara manual selama 8 jam dengan uap air bersuhu 70 derajat celcius untuk mencegah tumbuhnya jamur liar pada media penanaman. Proses pembibitan pun siap dilakukan dengan masa inkubasi bibit jamur selama 1 minggu dengan suhu khusus yaitu sekitar 30-35 derajat celcius.

UMKM jamur merang Pak Susilo melayani pembelian oleh pedagang yang datang sendiri untuk membeli jamur merang. Selain itu, usaha ini juga memasarkan produknya ke 3 pasar besar yaitu Pasar Natar, Pasar Untung Suropati, dan Pasar Way Kandis. Konsumsi pasar di sekitar Bandar Lampung dapat mencapai 500 kg apabila stok tersedia. Sayangnya, kebutuhan pasar sering kali tidak terpenuhi akibat minimnya pengembangan teknologi untuk mengawetkan jamur yang masanya hanya 2x24 jam sebelum mulai membusuk.

Selain tidak tersedianya teknologi untuk pengawetan jamur, terdapat kendala lain seperti kurangnya bahan baku limbah sawit sebagai media penanaman dan tidak adanya penyedia bibit jamur merang di Lampung. Pak Susilo berharap banyak generasi muda yang tertarik untuk terjun ke usaha jamur merang dan dapat memaksimalkannya dengan penggunaan teknologi yang lebih maju. Dengan banyaknya pembudidaya jamur merang di sekitar Lampung, diharapkan dapat terbentuk kelompok pengusaha sebagai wadah untuk bertukar ilmu dan bekerja sama untuk memudahkan supply bahan baku jamur merang kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline