Lihat ke Halaman Asli

Rajutan Asa dalam Untaian Benang Karya Seni String Art

Diperbarui: 23 Januari 2022   13:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbah Surip Pengrajin String Art dari Desa Haduyang, Natar, Lampung Selatan.

Sejak dahulu kala, kesenian menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan aktivitas manusia. Hal ini dibuktikan dengan banyak ditemukannya peninggalan sejarah dalam bentuk lukisan, ukiran, dan masih banyak lagi. Adapun seni dapat diartikan sebagai suatu bentuk ekspresi dari kreativitas maupun luapan emosi seseorang yang pada akhirnya tertuang dalam suatu karya. 

Berkarya seni juga merupakan jenis aktivitas yang tidak akan lekang oleh waktu. Sebab, dalam prosesnya akan selalu mengikuti perkembangan zaman, contohnya dalam hal metode atau teknik pembuatannya yang semakin beragam tentunya akan menghasilkan suatu karya seni yang berbeda-beda dengan karakteristik atau ciri khasnya tersendiri.

Salah satu contoh karya seni dengan teknik pembuatan yang terbilang unik adalah string art. Ya, sesuai dengan penamaannya string art merupakan teknik dalam berkarya seni menggunakan media benang dan paku yang kemudian akan menghasilkan rajutan teratur. 

Dalam prosesnya, karya seni ini membutuhkan pola rajutan dan konsep yang mumpuni sehingga akan menciptakan suatu bentuk rajutan yang estetik sesuai dengan rancangan awal yang diimajinasikan oleh seniman.

Kesenian merajut benang dan paku masih sangat langka untuk ditemui di tengah-tengah masyarakat Indonesia karena memang lebih dahulu populer di luar negeri. 

Di Lampung, tepatnya di Dusun Padmosari II Desa Haduyang Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, terdapat seorang penggiat seni rajut string art yang akrab disapa dengan sebutan Mbah Surip. 

Awal mulanya, Mbah Surip tidak langsung terjun ke dunia seni namun berprofesi sebagai karyawan di pertambangan selama beberapa tahun. Sampai pada akhirnya, beliau mendapat tawaran untuk membuat karya mahar dan karya kuade. 

Pada tahun 2016,  Mbah Surip tertarik dengan lukisan benang yang ia temukan di media YouTube. Pria yang lahir di Kedaton, Bandar Lampung pada tahun 1976 ini merupakan orang pertama yang tergabung dalam komunitas string art dunia dan telah banyak menjalin kerjasama dengan perusahaan dan instansi pemerintahan Provinsi Lampung.

Saat ini ia sedang membimbing 7 orang untuk menggeluti kesenian string art dan menjadikan kediamannya sebagai wadah bagi anak-anak yatim dan difabel untuk berkarya. Beliau beranggapan bahwa string art dapat menjadi media bagi anak-anak disabilitas untuk melatih motorik sembari mengisi waktu luang. 

Hal ini dilakukan karena beliau memiliki anak tunggal yang didiagnosa mengidap cerebral palsy atau lumpuh otak, yaitu penyakit yang menyebabkan gangguan pada gerakan dan koordinasi tubuh. Oleh karena itu, Mabh Surip merasa terdorong untuk memberikan wadah bagi anak-anak yang memiliki disabilitas dan latar belakang yang sama untuk menggali kreativitas dan minat bakatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline