Lihat ke Halaman Asli

Imlek dan Lampion Rindu

Diperbarui: 30 Januari 2025   20:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana malam Imlek di Kelenteng Hok Tek Che Tanjungpandan, Selasa 28 Januari 2025

Deru angin Imlek begitu dingin dan menusuk tulang
Membuatku menggigil dalam kenangan
Pahit untuk dikenang namun terus membayang

Kala itu engkau berpisah di dermaga tua berpamitan untuk mengejar asa
Sejak itu kabarmu tak lagiku terima, aku hanya merindu dan terus melangitkan doa

Secepat itukah engkau pergi, meninggalkan manis senyum yang masih ku kenang rapi Tawa dan suara renyahmu masih terngiang dan harum rambutmu pun masih bisa ku hirup dalam-dalam

Kini setiap Imlek tiba, lampionku tak menyala, ia gulita seumpama sesak dada didera nestapa rasa, menggantung terkatung-katung diterjang desir rindu

Kini aku hanya berteman sepi, menziarahi bayangmu hari demi hari di ujung sebuah dermaga tua

Sajak-sajak kehilangan ini pun aku tulis di bawah temaram lampion usang, sambil mengenangmu berulang-ulang

Aku terus bertanya, sampai kapan lelah rindu ini akan dibasuh temu

Padahal, kemeja merah itu masih ku simpan rapi, menantimu kembali mengukir janji suatu hari nanti

Tanjungpandan 29 Januari 2025

Kumpulan sajak-sajak kehilanganBang April 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline