"Jaga kesehatanmu, ya nak. Sekarang sedang musim pancaroba, mudah terkena flu jika daya tahan tubuh turun," Jovanka berkata pada Sheila, putrinya melalui gawai.
"Iyaa ma, Sheila setiaphari juga minum suplemen vitamin C yang mama bawakan tempo hari," sahut Sheila.
"Dan jangan menunda-nunda, segera cari calon suami. Terlalu sibuk kejar karir nanti kamu lupa berumahtangga," di akhir pembicaraan, Jovanka menyelipkan pesan kepada putri tunggalnya yang sudah berusia 25 tahun namun belum terlihat dekat dengan pria manapun.
Setelah menutup telepon, Jovanka menghampiri Axel suaminya yang sedang membaca majalah di teras rumah. Jovanka duduk di samping suaminya.
"Pa, aku risau Sheila putri kita belum juga punya pacar. Padahal ia cantik, karir bagus dan banyak yang naksir. Itu si Ryan teman kuliahnya yang sering datang kemari suka sama Sheila. Lalu Mandala yang pilot maskapai penerbangan keponakan bu Arya itu juga naksir Sheila. Tapi Sheila nggak merespon mereka," keluh Jovanka. Wanita berusia kepala empat yang masih terlihat awet muda dan cantik itu menghela nafas.
Axel menurunkan majalah yang dibacanya sambil membetulkan posisi kacamatanya. Dipandanginya wajah istrinya yang terlihat risau.
"Ma, datangnya jodoh setiap orang tidak sama. Contoh, kita menikah saat usia mama 22 tahun, lalu mbak Karina kakakku baru menikah usia 35 tahun. Kita doakan saja semoga Sheila segera dapat jodoh seorang pria terbaik untuknya, ya ma?" ujar Axel menenangkan hati Jovanka.
Jovanka mengangguk. Ia galau melihat sahabat-sahabatnya telah mantu. Titin teman sebangkunya di SMA bulan lalu baru saja melangsungkan pernikahan putri sulungnya.Lalu Hilda yang juga teman gengnya di SMA malah tahun kemarin putrinya sudah menikah.
***
Sheila sedang berada di sebuah restoran di kawasan selatan kota Jakarta. Ia bekerja di sebuah perusahaan industri kosmetik ternama.