Lihat ke Halaman Asli

Surat Terbuka Untuk Persatuan Bangsa

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk teman-teman pendukung Prabowo-Hatta, satu bulan lebih telah kita lewati tahapan pemilu yang menguras emosi seperti roller coaster. Dengan mendeklarasikan diri sebagai pendukung no. 1 kita telah menerima hinaan, cemoohan, sindiran, bahkan beberapa memutuskan pertemanan dengan kita. Itulah konsekuensi dari sebuah pilihan. Dan saya mengucapkan terima kasih atas keyakinan teman-teman tersebut hingga tetap bertahan sampai hari ini walaupun sekitar kita mencaci. Mereka lupa bahwa Prabowo masih menjadi Pemimpin partai politik terbesar ke-3 di Indonesia dan mendapat mandat dari 62 juta rakyat Indonesia. Keputusan yang diambil Prabowo untuk mundur dari rekapitulasi KPU 2014 memang mengejutkan tapi itulah pemimpin pilihan kita yang pertama dalam sejarah berani memberikan "tamparan politik" kepada KPU yg dinilai tidak transparan. Kita patut berbangga terhadap Prabowo karena berani berjuang untuk 62 juta pemilihnya hingga titik darah terakhir.

Biarlah sejarah mencatat hal ini! Biarlah orang-orang mencibir kita dan mengolok-olok, tetapi ingat! mereka tidak memanggul mandat dari 62 juta rakyat di pundaknya. Jadi siapa mereka untuk menilai Prabowo? Ketika ada berita kecurangan saat pencoblosan di Hongkong, kubu Jokowi pun tak kalah galak dengan menyatakan akan memperjuangkan setiap 1 suara. Langkah politik ini menjadi perlu ketika kenetralan KPU dipertanyakan. Ini bukan hanya tentang suara yg hilang, tetapi sebagai bentuk protes ketika demokrasi telah dicederai. Keputusan apapun yang akan ditempuh oleh Bapak Prabowo, mari percayakan kepada sang pengemban amanat suara kita untuk memperjuangkan semaksimal mungkin. Biarlah proses hukum ini bergulir sambil kita berpegang pada harapan dan doa agar Mahkamah Konstitusi bisa bertindak seadil-adilnya. Saya yakin bila pihak Bapak Jokowi merasakan kerugian yang sama, pasti juga berusaha memperjuangkan sampai titik darah terakhir. Jadi jangan lagi saling menghakimi.

Dan sekarang dengan lapang dada kita mengucapkan Selamat kpd Presiden dan wapres terpilih Bapak Jokowi - Bpk. Jusuf Kalla. Ini bukan bentuk pengakuan kalah karena kita sama-sama berjuang untuk Indonesia. Ketika Indonesia benar2 berdaulat dan bermartabat di mata dunia, kita tahu itulah kemenangan sesungguhnya.

Terima kasih atas keteguhan teman-teman melawan badai. Mari kita kawal pemerintahan Bapak Jokowi –Jusuf Kalla dengan baik. PDIP menjadi oposisi selama 10 tahun dan selama itu pula memberikan check & balance pada pemerintah. Sekarang saatnya kita ambil peran PDIP & memberikan kontrol yang sama agar pemerintahan berjalan seimbang dan tidak keluar jalur selama 5 tahun ke depan. Itulah sikap pendukung Prabowo sejati! Mari kita tetap merapatkan barisan demi Indonesia yang bersih, berdaulat, adil dan makmur.

Bagi teman-temanku pendukung Bapak Jokowi - JK, keputusan KPU bukan akhir dari perjuangan, tapi awal dari kerja berat mewujudkan pemerintahan yg bersih seperti yg dijanjikan. Untuk itu kalian pun perlu merangkul kami bersama-sama membangun Indonesia. Bapak Jokowi yang hanya mengemban suara 70 juta rakyat tidak mungkin mampu bekerja sendiri. Kalian butuh dukungan tambahan dari 62 juta suara kami guna menciptakan pemerintahan yang solid. Jadi mari hentikan caci maki, kembalikan silaturahmi di bulan suci ini, dan berdoa agar Presiden & wapres terpilih bisa amanah. Salam Persatuan Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline