Lihat ke Halaman Asli

Aprilia

mahasiswa

Gerakan Ahmadiyah

Diperbarui: 25 Desember 2023   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Explainer: The Ahmadiyya in Indonesia – New Naratif 

Ahmadiyah adalah salah sebuah organisasi kebangkitan Islam yang berasal dari Punjab, India Britania, pada akhir abad ke-19. Awalnya merupakan salah satu organisasi Islam di India yang sama dengan ajaran Islam lainnya, namun dalam ajaran Ahmadiyah terdapat perbedaan yang terletak pada pengakuan Nabi setelah Nabi Muhammad dan imam mahdi.

Ahmadiyah memiliki kepercayaan bahwa adanya Nabi setelah Nabi Muhammad yaitu, Mirza Ghulam Ahmad. Ahmadiyah juga mempercayai bahwa Nabi Isa a.s. telah wafat dan telah datang imam mahdi yaitu Mirza Ghulam Ahmad itu sendiri. Ahmadiyah yang masuk ke Indonesia terbagi menjadi dua golongan, yaitu Ahmadiyah Qadian dan Ahmadiyah Lahore.

  • Ahmadiyah Qadian berkembang di Indonesia pada tahun 1925 tepatnya di Tapaktuan, yang dibawa oleh Maulana Rahmat Ali. Kemudian memasuki Sumatera Barat tepatnya di Kota Padang pada tahun 1926. Gerakan ini percaya bahwa mereka mempunyai Nabi serta khalifah sendiri, yakni Mirza Ghulam Ahmad yang dianggap sebagai nabi sehingga semua orang wajib mengimaninya. Semua anggota Ahmadiyah Qadian yang berada di seluruh dunia harus tunduk dan taat kepada khalifah. Bagi mereka, selain pengikut Ahmadiyah Qadian adalah kafir. Dan dalam Ahmadiyah Qadian, wanita dilarang menikah dengan laki-laki di luar Ahmadiyah Qadian. Meraka juga mengharamkan salat di belakang imam yang bukan dari golongannya. Gerakan ini mendapat pertentangan dari berbagai pihak, tetapi meskipun demikian mereka terus berkembang menyebarkan ajarannya.
  • Banyak organisasi Islam yang berdiri pada abad ke-20, salah satunya adalah gerakan Ahmadiyah Lahore. Ahmadiyah Lahore berdiri pada tahun 1928. Gerakan ini mempercayai semua akidah dan hukum yang tercantum dalam Al- Qur’an dan hadist. Mereka meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir, sesudahnya tidak ada Nabi lagi, berbeda dengan Ahmadiyah Qadian. Ahmadiyah Lahore memperbolehkan melaksanakan salat di belakang imam seorang muslim manapun dan dia tidak mengkafirkan umat muslim lainnya. Gerakan ini juga memperbolehkan untuk menikah dengan orang yang dari luar Ahmadiyah. Setelah meninggalnya Mirza Ghulam Ahmad, banyak persoalan yang timbul. Mereka berpendapat bahwa Nabi Isa adalah manusia biasa yang meninggal dan dikubur di Srinagar Kasymir. Gerakan ini menganggap Nabi Isa tidak meninggal di atas tiang salib seperti kepercayaan orang Kristen. Dengan meninggalnya Mirza Ghulam Ahmad, maka mereka menganggap bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah al-masih dan al- Mahdi yang dijanjikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline