Lihat ke Halaman Asli

Penanganan dan Pengobatan Mpox di Indonesia

Diperbarui: 30 September 2024   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Mpox atau monkeypox adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia. Pada 28 November 2022, WHO telah mengumumkan pergantian nama penyakit yang semula Monkeypox menjadi Mpox. Perubahan tersebut dikarenakan untuk menghindari rasisme dan stigmatisasi. Mpox memiliki beberapa clade (varian) yang telah teridentifikasi dan dapat menimbulkan wabah yaitu clade Ia, clade Ib, dan clade IIb. Clade Ia dan Ib memiliki manifestasi klinis yang lebih berat bila dibandingkan dengan clade II. Namun demikian, mode transmisi untuk clade Ib dan IIb, sebagian besar terjadi melalui kontak seksual. Berbeda dengan clade Ia, sebagian besar penularan terjadi disebabkan zoonosis.

Gejala mpox biasanya demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan) dan ruam atau lesi kulit. Ruam biasanya dimulai dalam satu sampai tiga hari sejak demam. Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar, melepuh berisi cairan bening, melepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok. Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata. Ruam mpox terkadang disalah artikan sebagai sifilis atau herpes. Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya sembuh sendiri. Namun pada beberapa individu, dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian. (Kemenkes, 2024)

Menurut laporan mingguan epidemiologi ke 36 dan 37 tahun 2024 menyatakan bahwa di Indonesia penyakit Mpox sudah terdeteksi ada 88 kasus, Provinsi yang paling banyak terjangkit penyakit ini adalah DKI Jakarta dengan 55 Kasus, selanjutnya Jawa Barat dengan 13 kasus, Banten dengan 9 kasus, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta masing masing 3 kasus serta Kepulauan Riau hanya terdapat 1 kasus saja. Hal ini terjadi karena Mpox dapat menular ke manusia melalui kontak fisik dengan hewan terinfeksi. Mpox menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam mpox, termasuk melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual. WHO masih mempelajari tentang berapa lama orang dengan mpox dapat menularkan. Lingkungan dapat terkontaminasi virus monkeypox, misalnya ketika orang yang terinfeksi menyentuh pakaian, tempat tidur, handuk, benda, elektronik, dan permukaan. Orang lain yang menyentuh barang-barang ini kemudian dapat terinfeksi. Dimungkinkan juga untuk terinfeksi karena menghirup serpihan kulit atau virus dari pakaian, tempat tidur, atau handuk. (Kemenkes, 2024)

Salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan Mpox adalah dengan menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau hewan yang mungkin membawa virus, terutama primata dan pengerat. Selain itu, menjaga kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, dapat membantu mengurangi risiko penularan. Vaksinasi juga merupakan langkah penting dalam mencegah Mpox. Vaksin cacar, yang telah digunakan selama bertahun-tahun, memberikan perlindungan yang signifikan terhadap Mpox. Oleh karena itu, penting bagi individu yang berisiko tinggi untuk mendapatkan vaksinasi.

KATA KUNCI : Mpox, Masyarakat, Pencegahan, Pengobatan 

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2024. Frequently Asked Question Mpox. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/frequently-asked-questions-faq-mpox [online]. (Diakses tanggal 27 September 2024).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2024. Update Mingguan Mpox di Indonesia. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/download/XDxg [online]. (Diakses tanggal 2

7 September 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline