Lihat ke Halaman Asli

Arus Deras Psikologi Islam dari Universitas Abdurrab

Diperbarui: 14 Mei 2023   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Santoso, S.S., M.Si./Dokpri

Gerakan keilmuan Psikologi Islam di Riau melalui Asosiais Psikologi Islam (API) Wilayah Riau semakin menguat. Hal ini ditunjukkan dengan antusiasnya Universitas Abdurrab dan perguruan tinggi lainnya di Riau untuk menggelar berbagai event akademik terkait Kajian Psiklogi Islam.  Pada hari Sabtu, 13 Mei 2023, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Politik Universitas Abdurrab menaja kuliah komprehensif, menghadirkan Ketua Asosiasi Psikologi Islam Wilayah Riau, Dr. Santoso, S.S., M.Si. Acara tersebut berlangsung sangat antuias  dengan dihadiri oleh dosen dan mahasiswa.

Putifatma HM, MHSPY, selaku dosen Prodi Psikologi Universitas Abdurrab menyampaikan, persoalan  Psikologi Islam menjadi pertanyaan dan diskusi yang selalu hangat dalam perkuliahan. Sebagai sebuah kajian baru mahasiswa perlu diberikan literasi lebih dalam lagi tentang Psikologi Islam. Hal ini menjadikan cara pandang dan wawasan mahasiswa akan lebih luas dan produktif untuk kompetensi mereka.

Psikologi Islam adalah sebuah kajian baru dalam blantika keilmuan psikologi di dunia. Kehadiran kajian Psikologi Islam secara fondamental adalah rekasi filosoifis dan akademik terhadap perkembangan persoalan perilaku dan kejiwaan manusia modern saat ini yang belum tuntas terjawab olah perkembangan Psikilogi barat. Dr. Santoso mengatakan, bahwa kehadiran Psikologi islam pada hakikatnya bukan untuk mengenyampingkan eksistensi psikologi Barat atau moden yang telah berkembangan sangat kuat. Keberadaan Psikologi Islam adalah sebuah konsekuensi dialogis akademik dan terbukanya alternatif perkembangan keimuan psikologi yang semakin kontekstual.

Dalam paparan materinya, Dr. Santoso mnyampaikan bahwa  Islam adalah agama yang memiliki kekayaan inspirasi terkait keilmuan psikologi, baik dalam konteks pandangan tentang manusia, orientasi kehidupan, prinsip-prinsip kesehatan mental dan intervensi perilaku. Inspirasi yang bersifat ilahiyah tersebut, terbukti telah mampu ditafsirkan oleh para ilmuwan dan psikolog muslim pada abad pertengahan secara praktis. At-tabari misalnya, seorang psikologi muslim yang hidup pada abad ke-9 M, pernah menulikan kitan dengan judul Firdaus Al-Hikam, yang mengungkap gangguan kejiwaan sebagai akibat dari imajinasi dan keyakinan-keyakinan yang menyipang. Dalam terminologi Psikologi barat sering disebut dengan halusinasi, delusi, obsesif, dan sejenisnya. Tokoh lain yang sezaman dengan beliah juga tidak kalah populernya pada masa itu, seperti Ar-Razi, penemu metode konseling Islam, Ibnu Sina penemu konsep jiwa dan intervensinya dengan kajian kedokteran, dan masih banyak lagi.

Informasi tentang Psikilogi Islam kemudian mengalami mas asurut setelah gerakan renaisan di barat dan kolonialisme terhadap dunia Islam sejak abad 15 hingga awal abad 20. Sejak saat itu ilmu pengatahuan di dunia Islam mengalami kemunduran kerena berbagai aspek. Ilmu pengetahuan kemudian berkembang dengan corak dikotomis, pemisahan ilmu sebagai hasil pemikiran yang rasional dengan agama sebagai sumber nilai yang subtantif.

Dalam perkembangan selanjutnya manusia modern mengalami kemajuan keilmuan yang sagat pesat termasuk juga dalam bidang psikologi. Namun demikian, tetap saja masih ada yang kurang dalam diri manusia sebagai keutuhan pribadi, yaitu persoalan spiritual. Manusia modern sangat bangga dan sibuk dengan dunia rasional, empirik, dan material. Sementara nulai spiritual sepi dan tak terperhatikan. Gejala-gejala dan persoalan psikologi kemudian muncul seperti cendawan di musim penghujan, pada masyarakat moden.   

Para ilmuwan Psikologi Islam yang menyadasari perannya sebagai rahmad bagi semesta , dan sejarah kejayaan Psikologi islam di masa lalu, mulai terpangil untuk hadir dengan menawarkan solusi. Melengkapi mata rantai kajian psikologi modern agar lebih komprehensif dan mampu menjawab perkembangan zaman.

 

persoalan perilaku dan kejiwaan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline