Lihat ke Halaman Asli

Cak Koekoeh

Researcher

Meneguk Nikmat Islam (Nusantara) yang Damai

Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam beberapa pekan terakhir ini, semakin didengungkan Islam nusantara yang diperjelas dengan pidato Presiden Joko Widodo yang bertemakan Islam Nusantara. Ditambah dengan bacaaan Alquran yang memakai langgam jawa dalam suatu acara keagamaan.

Metode masuknya islam di Indonesia memang berbeda dengan yang diterapkan di Eropa, islam yang masuk di Indonesia tidak disebarkan dengan pedang (perang) seperti halnya yang terjadi di Eropa termasuk yang terjadi di Andalusia-Spanyol. Sehingga Islam yang berada di Nusantara sampai detik ini masih eksis dan terjaga keutuhannya walaupun negeri ini pernah dijajah oleh bangsa Eropa (Belanda) dengan agama Nasrani selama kurang lebih 350 tahun dengan Gold, Gospel, Glory ingin mengubah wajah nusantara tetapi tidak mampu menggeser kedudukan Islam sebagai agama terbesar bahkan islam menjadi simbol perjuangan untuk mengusir penjajah dari bumi nusantara.

Sebaliknya islam yang berada di Andalusia hingga Italia, sampai saat ini hanya tersisa peninggalan sejarahnya saja. Penyebaran islam yang terjadi saat itu tidak dapat terjaga kelangsungan pengaruhnya karena saat ini jumlah pemeluk agama islam bukanlah mayoritas. Hal tersebut akibat dari penyebaran islam diwilayah itu dengan metode menggunakan kekerasan (perang) untuk suatu kepentingan kekhalifaan saat itu.

Pada lebih dari 14 (empat belas) abad yang lalu, ajaran islam yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW datang untuk memperbaiki keadaan umat manusia saat itu serta mengatur kehidupan manusia untuk menjadi lebih baik. Islam didatangkan untuk mengatur segala seluk beluk aspek kehidupan dari agama,ekonomi, ilmu pengetahuan alam hingga tata kelola politik berbangsa dan negara. Kedatangan Muhammad SAW pada saat itu untuk memperbaiki kondisi umat manusia di jazirah Arab pada khususnya, tetapi relevansinya dapat diterapkan pada suatu negara lain hingga akhir zaman sebagaimana Muhammad SAW yang menjadi Nabi terakhir hingga akhir zaman.

Penyebaran islam pada masa itu, tidak ada unsur paksaan dan tidak ada unsur kekerasan, Muhammad SAW sendiri mempunyai akhlak paling mulia dan tutur katanya sangat lembut karena beliau tidak bertutur kata melainkan wahyu Allah. Walaupun beliau mendapatkan tekanan dalam aspek apapun baik dari kalangan Arab ataupun dari orang yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan beliau tetapi beliau tidak pernah membalasnya dengan kekerasan, bahkan beliau membalasnya dengan kebaikan.

Beberapa peperangan yang terjadipun bukanlah berasal dari pihak muslimin, tetapi akibat dari pihak lawan yang mengawali sebuah pertempuran ataupun pelanggaran perjanjian serta penindasan terhadap kaum muslimin, karena islam yang dibawakan oleh Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan untuk menyerang musuh terlebih dahulu, tetapi berperang dalam rangka membela diri dari serangan musuh.

Penyebaran islam diwilayah timur jauh, khususnya dibumi nusantara ini yang diterapkan oleh para wali adalah islam tanpa paksaan (perang). Para wali yang masih memiliki hubungan darah dengan Muhammad SAW -para wali merupakan keturunan Rasulullah- mengajarkan islam dengan jalan damai melebur dengan adat istiadat yang ada di nusantara. Masuknya islam sebagian besar melalui perdagangan, sosial dan pengajaran yang didukung dengan akhlak yang unggul dari para wali tadi.

Penyebaran islam melalui perdagangan dengan jalan berdakwah sambil menjalankan usaha dengan barang dagangan yang dibawa dari negeri asal dan kemudian diwaktu senggang dimanfaatkan untuk menyebarkan agama. Yang kedua dengan jalan sosial yakni dengan meyakinkan para raja-raja yang ada untuk memeluk islam, dengan begitu raja bisa mengajak seluruh rakyatnya untuk mengikuti ajaran tersebut. Yang ketiga dengan pegajaran, para pedagang tadi mengemban misi penyebaran dengan membuka lembaga-lembaga pendidikan dakwah dan keagamaan melalui pesantren-pesantren. Lembaga pendidikan dakwah tersebut selaras dengan perjuangan-perjuangan para raja untuk memakmurkan negeri yang dipimpinnya saat itu. Sehingga perkembangan islam sejajar dengan perkembangan suatu kerajaan pada masa itu.

Perkembangan selanjutnya lembaga-lembaga pendidikan dakwah tersebut berubah menjadi lebih moderat tanpa menghilangkan karakterisitik tradisi yang ada didalamnya sesuai dengan perkembangan zaman. Hingga kemudian dimasa perjuangan dalam mengusir penjajah terdapat dua organisasi besar islam yang ikut berjuang yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyyah.

Melalui proses pengkaderan itulah organisasi ini mampu memunculkan tokoh-tokoh besar. Para tokoh besar tersebut kemudian menyebarkan dan menjadi ujung tombak berkembangnya islam untuk semua kalangan di negeri ini.

NU dan Muhammadiyyah adalah dua organisasi besar islam yang ada di Indonesia hingga saat ini, sudah banyak sumbangan yang diberikan kepada negeri ini yang menyentuh kebutuhan utama masyarakat mulai dari kesehatan hingga pendidikan. Dua organisasi ini telah membuka sekolah-sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi serta membuka rumah sakit-rumah sakit dari tingkat kecil hingga besar, para pemimpin organisasi inipun tidak sedikit yang menjadi pemimpin nasional, puncaknya ketika KH. Abdurrahman Wachid dari NU diangkat menjadi Presiden dan KH. Amien Rais dari kader Muhammadiyyah diangkat sebagai ketua MPR pada awal reformasi yang sebelumnya belaiu-beliau inilah yang menjadi tokoh poros reformasi melawan rezim Presiden Soeharto. Wajar saja NU dan Muhammadiyyah sampai saat ini tetap eksis. NU dan Muhammadiyyah telah berbuat banyak bahkan sebelum kemerdekaan, para leluhur NU dan Muhammadiyyah juga sudah diangkat menjadi pahlawan nasional seperti KH. Hasyim Ashari dan KH. Ahmad Dahlan. Karena NU dan Muhammadiyyah memang telah berbuat banyak untuk negeri ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline