Mengenalkan budaya dan seni Indonesia di negeri orang memang membawa kebanggaan tersendiri buat kita orang Indonesia. Tanggal 3 Desemeber 2011 di Karlsruhe Jerman, PPI (Perkumpulan Pelajar Indonesia) Karlsruhe menyelenggarakan acara yang bertajuk "Indonesischer Kulturabend" atau Malam Seni dan Budaya Indonesia. Acara yang tidak hanya diperuntukkan bagi warga Indonesia tapi juga bagi seluruh warga asing. Acara ini tidak hanya meyugukan berbagai macam tarian dan makanan tetapi juga stan-stan Indonesia. Yang paling saya kagumi adalah adanya stan membatik, dimana bagi orang yang tertarik dapat diajarkan cara membatik menggunakan canting. Saya melihat banyaknya bule-bule yang tertarik dengan batik. Selain itu ada juga presentasi tentang batik yang dibawakan oleh Annegret Haake. Saya cukup takjub karena beliau hafal betul semua jenis batik yang ada di Indonesia, akhirnya saya mencari tentang beliau di Google dan terjawablah sudah pertanyaan-pertanyaan saya tentang siapa sebetulnya beliau.
Seni musik khas Indonesia juga unjuk gigi dalam acara ini, seperti Kecapi dan Gamelan. Grup Gamelan ini didatangkan langsung dari Frankfurt. Mengapa dari sana? Mengingat Karlsruhe adalah kota yang tidak begitu besar dan orang Indonesia yang tinggal disini tidak terlalu banyak maka memang tidak ada salahnya mengundang orang dari kota lain.
Memang tidak lengkap rasanya suatu acara tanpa adanya hiburan dari para penari. Malam itu mata para penonton dimanjakan dengan tari Tor-Tor, tari Topeng, tari Klanaraja dan tentu saja tari Saman. Tapi yang paling menarik perhatian saya adalah tari Klanaraja dan tari Saman. Tari Klanataja ditarikan oleh seorang pria, badannya sangat lentur menarikan setiap gerakan-gerakan dalam tariannya dan ternyata ia telah menari sejak kecil. Sungguh luar biasa dan diluar dugaan saya.
Sedangkan tari Saman ditarikan oleh 16 Mahasiswa/i Indonesia yang semuanya bersekolah di Karlsruhe. Mereka hanya punya waktu kurang lebih 6 bulan untuk latihan dan hasilnya cukup memuaskan.
Acara ini ditutup dengan tari Poco-Poco yang diikuti oleh seluruh orang yang hadir malam itu termasuk para bule. Mereka benar-benar senang, sampai-sampai tari ini diulang dua kali. Bukan Indonesia namanya jika tidak memiliki rasa perduli ke sesama. Dengan cara yang sangat bagus para pelajar Indonesia di Karlsruhe menggalang dana untuk membantu sesama yang kurang beruntung di Indonesia dengan menjual pembatas buku yang bergambarkan Indonesia, entah itu Rumah Gadang, Danau Toba, Karapan Sapi dan lain sebagainya. Itulah salah satu kegiatan menarik dari para pelajar Indonesia di negeri orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H