Surabaya - Bulan suci Ramadhan tidak hanya menjadi momen ibadah bagi umat Islam tetapi juga menghadirkan pengalaman budaya yang berharga bagi mahasiswa program pertukaran mahasiswa merdeka (PMM) 4. Di tengah tantangan adaptasi budaya dan lingkungan yang baru, mahasiswa PMM 4 dari Universitas Airlangga (Unair) mendapatkan tantangan tambahan yaitu menjalankan bulan Ramadhan di daerah orang.
Pengalaman dan tantangan itu dihadapi oleh Uswatun Hasanah sebagai salah satu Mahasiswa Universitas Mataram yang sedang PMM 4 di Unair. Ini first time aku keluar jauh dari orang tuaku dan kampung halamanku. Kalo ditanya perasaan ya sometimes ngerasain kangen pengen balik rumah. Kangen dimasakin, kangen healing tiap hari ke pantai atau gak air terjun. Apalagi ditambah momen bulan puasa tanpa orang tua dan yang makin buat sedih adalah gak ada izin untuk liburan ke daerah masing-masing, jadi tahun ini puasa dan lebaran di daerah orang”
Ramadhan di daerah orang membawa perasaan campur aduk bagi mahasiswa PMM 4 Unair. Mereka menghadapi tantangan baru dalam menjalankan ibadah di lingkungan yang berbeda. Namun, semangat kebersamaan dalam menjalani ibadah bersama teman-teman baru menjadi penguat semangat dalam menjalani bulan penuh berkah ini.
“PMM kali ini cukup berbeda dari PMM sebelumnya dimana ada momen Ramadhan dan Hari Raya. Aku rasa ini momen yang cocok untuk punya pengalaman baru dan suasana baru saat Ramadhan dimana bisa melewati sahur, puasa, dan berbuka dengan teman-teman PMM”. Ujar Uswatun.
Tidak hanya tantangan baru dalam budaya dan lingkungan berbeda yang dihadapi Mahasiswa PMM 4 Unair. Banyak faktor-faktor lain yang menambah tantangan mereka dalam menjalankan ibadah bulan Ramadhan salah satunya faktor cuaca. Cuaca di Surabaya memiliki suhu yang cukup panas, hal ini membuat mahasiswa dari daerah yang memiliki cuaca berbeda menjadikan ini sebagai tantangan buat mereka.
“Tantangannya pasti banyak, salah satunya adalah faktor cuaca. Di surabaya cuaca ketika siang hari rasanya sangat panas dan kami harus tetap menjalani kuliah tatap muka sehingga membuat saya kurang nyaman, jadi cepat lemas dalam menjalankan puasa”. Ucap Angga Hardianyash Harahap Mahasiswa Universitas Malikusaleh yang sedang PMM 4 di Unair.
Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka bukan hanya tentang pendidikan formal di kelas, tetapi juga tentang pembelajaran budaya, toleransi, dan pengalaman hidup yang mendalam. Bagi mahasiswa PMM 4 Universitas Airlangga, Ramadhan di daerah orang menjadi bukti nyata betapa berharganya kesempatan untuk merasakan dan memahami kehidupan di luar batas-batas yang biasa mereka kenal.
Dari Begitu banyak tantangan dan pengalaman yang harus dihadapi dalam menjalankan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Bulan Ramadhan. Angga memberikan tips untuk menhadapi semua tantangan itu. “Tips untuk anak PMM yangg baru menjalani puasa dan Ramadhan di perantauan yaitu, harus jaga pola makan dan pola tidur, karena melihat cuaca surabayaa yang seperti ini sangat sulit untuk menjaga kesehatan tubuh, jadi harus tetap menjaga pola makan dan tidur yang sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H