Lihat ke Halaman Asli

Ce, Apakah Kau?

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ce

Perjalan pulang aku melihat jalanan basah. Sepatuku kotor menginjak genangan dimana mana yang tak bisa ku hindari, kecuali hanya jika aku punya sayap untuk terbang. Kelembapan sekitar masih merekam segar air yang mengisi rongga udara yang menyentuh kulitku. Hujan mungkin tadi. Bodohnya aku sampai tak tahu jika tadi entah kapan tepatnya, tadi sore? Siang? Pagi? Dari tadi kapan hujan mengguyur?Yang jelas ku predikisi baru reda malam di perjalanan pulangku dari pabrik. Tit tit tit..pikiranku buyar.. ah ku kira itu suara klakson mobil yang jalannya tak sengaja ku blokade di jalan sempit ini, ternyata hanya sebuah motor berwarna abu yang ingin menepi. Motor itu mendekat, aku berjalan menjauh, motor itu tak juga menepi malah makin mendekatiku. Gelisah, spontan ku lihat siapa pengendara berjaket hitam itu.

“Sial, gue pikir gue mau diculik, diperkosa! Kaget gue!”sentakku kesal tapi lega ketika melihat wajah David.

“Ngarep lu diperkosa! Hujan, malam, becek gak ada ojek, perempuan keluyuran malam begini sengaja kan lu nyari kesempatan. Hahaha” jawab David sambil terbahak.

“Gila lu ya, nganggep gue sehina itu!!” menyebalkan David si china brengsek.

“Ayo naek lo, sekalian. Jam segini udah gak ada angkutan umum. Kasian amat, makannya jangan pulang malem gini” nada suara David mulai melembut. Ku taeki jok belakang motor maticnya.

“Ya, gimana lagi operasional jam kerja gue emang pulang jam 10 malem Ce” kataku pada David yang sengaja ku panggil Ce, alasannya karena dia itu China tok tok alias tulen, lebih jelasnya lagi karena kata “China”diawali huruf “C”. Ce dibaca seperti kita membaca nama tengah penyanyi internasional asal Jogjakarta, Anggun “C” Sasmi. Cukup “Ce” tak perlu embel embel Ncek, Cek, apalagi Ahong yang seperti kebanyakan orang China kita panggil. Cukup Ce. Alasan asal yang hanya seorang perempuan anggap sederhana namun terdengar lucu.

“Lu pindah aja kerjanya, cari yang agak perempuan” sergah David

Sembari mengerutkan dahi ku jawab si brengsek itu “Maksud lu apa Ce? Emang gue jadi buruh bangunan? Ngangkat batu, ngaduk pasir gitu? Biar kerja di pabrik gue cuman bungkus bungkus kardus produk jadi”

“Oh gue pikir lu yang bikin lantai beton gitu, lagian nama pabrik lu itu PT. 3Roda ya kan?, kayak merek Semen, hahaha” si brengsek itu terbahak lagi

“Bukan gila! Produk kita obat nyamuk bakar”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline