Lihat ke Halaman Asli

Ketika TKW 'Berkuasa' di Malaysia

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13319989312078173586

Masih ingatkah dengan berbagai kasus yang menjerat para TKW Indonesia di Malaysia? Ada yang disika, diseterika, disiram air panas, diperkosa, bahkan dibunuh. Itulah potret suram TKW kita yang sedang mencari sesuap nasi untuk keluarganya. Mereka mengadu nasib di negeri orang dengan niat bekerja, tapi apa yang mereka dapatkan? Mereka mendapat berbagai perlakuan yang tidak menyenangkan dan tidak manusiawi, bahkan tidak digaji. Stigma itu harus segera dihapus. Tidak ada yang boleh merendahkan harga diri orang Indonesia di manapun ia berada! Sekalipun mereka (yang mempekerjakan para TKW) gencar mengatakan bahwa Indonesia-Malaysia adalah serumpun. Kabar gembira untuk para Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia yang akan bekerja di Malaysia. Pertemuan satgas gabungan Malaysia-Indonesia menghasilkan sebuah keputusan yang menguntungkan, setiap TKW hanya boleh melakukan satu jenis pekerjaan, misalnya memasak, mengurus anak, mengurus orang tua. TKW yang bekerja memasak tidak diperkenankan untuk mengurus anak. Dan majikan harus membayar minimal RM 700 (sekitar 2 juta rupiah). Para publik Malaysia pun protes dan tidak setuju dengan peraturan baru ini. Harian lokal Malaysia, The Star, menempatkan headline dengan judul : Employers: Let’s forget Indonesia and look for maids elsewhere. Di harian ini juga disebutkan, lebih baik mencari pekerja dari negara lain daripada pekerja Indonesia. Presiden dari Malaysian Maid Employers' Association, Engku Ahmad Fauzi Engku Muhsein berpendapat, "Itu tidak masuk akal. Kita harus mengubah gaya hidup kita dan hidup tanpa mereka (TKW) atau kita mulai merekrut dari negara-negara lain. Jika kita perlu bantuan untuk memasak, bersih-bersih dan mengasuh anak-anak, apakah kita harus menggaji tiga PRT." Bahkan seorang warga Penang menyebut peraturan tersebut sebagai hal yang bodoh. Menurutnya, tidak akan ada orang Malaysia yang mau mempekerjakan TKW dengan RM 700 hanya untuk satu pekerjaan. Saat ini ada 106 PRT Indonesia telah kembali dikirimkan ke Malaysia setelah moratorium TKI berakhir. Para PRT tersebut rencananya hanya akan menjalankan satu macam tugas saja untuk majikan-majikan mereka. Padahal selama ini tugas PRT di Malaysia adalah mencakup semua jenis pekerjaan, baik itu memasak, mengasuh anak, membersihkan rumah atau mengurus orang lanjut usia. Namun kini dilaporkan bahwa para PRT Indonesia yang dikirimkan ke Malaysia itu akan dilatih dalam empat macam tugas rutin rumah tangga: memasak, mengasuh bayi, mengurus orang lanjut usia dan membersihkan rumah. Namun nantinya mereka hanya akan menjalankan salah satu dari keempat tugas tersebut untuk majikan mereka. Sekarang para TKW Indonesia sudah merebut kembali 'harga diri'-nya. Mereka bisa 'menguasai' para majikan yang mempekerjakannya. Jika banyak orang Malaysia yang tidak setuju dengan peraturan baru ini, mereka harus mencari tenaga pekerja dari negara lain. Toh para TKW Indonesia sudah dibekali kemampuan sesuai dengan bidang pekerjaannya. Bagaimana pendapat Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline