Lihat ke Halaman Asli

Santri (2)

Diperbarui: 9 November 2022   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bunyi krek pelan terdengar keluar dari pintu yang ditarik dari dalam.

            Degg..

Rasa kaget bukan kepalang menyerangku, dan rasa ini jauh lebih besar ketimbang rasa dag dig dug tadi sebelum dia mengucapkan salam. Aku tadi sempat mendengar jawaban salam dari Bu Nyai, namun yang keluar untuk membuka pintu adalah seorang mbak santri. Seorang mbak santri yang ikut nderek kepada Bu Nyai. Namun mbak santri ini melebihi dari apa yang selama ini dia bayangkan. Aku membayangkan bahwa santri putri pastilah berwajah culun, katrok dan nggak enak dilihat. Namun yang ini tidak, dia adalah seorang santri yang hampir perfeck di matanya. Bidadari turun dari kayangan.

            Lebih dari sepuluh detik kami bertatapan mata. Dan segera mbak santri ini beringsut meninggalkanku sendirian di depan pintu setelah mengucapakan."Tunggu sebentar ya kang, saya panggilin dulu Mbah Nyai." Aku membalas senyumnya setelah benar-benar mbak santri ini tidak ada. Tidak enak dilihatnya.

            "Siapa nduk yang sowan pagi-pagi begini....? Tidak biasanya."

            "Imah tidak tahu Mbah, kulo kinten kang santri..."

            "O... ya sudah, kamu siapkan minuman, biar saya yang menemuinya."

            "Ternyata namanya Imah ya. Memang nggak salah orang tuanya memberi nama seperti itu, cocok dengan orangnya." Aku mengomentari sendiri apa yang kudengar dan kulihat barusan.

            Segera saja kududuk di kursi yang agak jauh dari Mbah Nyai setelah dipersilakan duduk.

            "Oalaah kamu to kang, pantesan si Imah  nggak tau kalau itu kamu. Maklum dia baru sebulan di pondok jadi tidak mengenalmu. Bagaimana kabar orang tuamu di rumah, kang....?" Beliau langsung saja memberi pertanyaan seperti itu. Karena beliau tidak ingin antara beliau dan para santri ada semacam sekat yang akan menghalangi untuk bertemu dengan para santrinya.

            "InsyaAllah baik Mbah, berkat do'a panjenengan mereka di rumah baik-baik saja."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline