Lihat ke Halaman Asli

Apriani Dinni

Rimbawati

Selamanya Milikmu

Diperbarui: 5 Juli 2020   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wallpaperbetter.com

Rangkaian kata telah terucap, jari jemari tergenggam, bersama arungi samudera, gulungan ombak menghempaskan, terkadang menenangkan.

Percikan  api terkadang hanguskan satu sayap, tak hirau, tetap terbang dan  terbang, menangkap untaian kata dari langit ke tujuh.  

Menatap langit hitam, berharap hembusan awan mencerahkan, berbisik:

"Tuhan, kembalikan satu sayapku, agar bisa menembus ruang dan waktu"

Tatapan mata dari kejauhan, menghapus genangan, tumpah bersama derasnya hujan. Mengaburkan.

Bagimu, kata bermakna ibarat pengikat nyawa di dalam raga. Menghapus aliran menganak sungai, aku tau engkau tak pernah berkata biru itu hitam dan hitam itu biru.

Aku milikmu dan selamanya akan tetap begitu. Aku Hawamu dan engkau adalah Adamku. Merangkai aksara bernyawa sebagai penerima maaf pelebur dosa. Sebuah ikatan bersimpul mati.

ADSN1919

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline