Biarkan dalam keabadian prasasti cinta yang engkau ukir, pada batu-batu yang berpencar, ku tahu engkau kumpulkan dengan keringat, darah bahkan nyawapun engkau pertaruhkan.
Pada saatnya nanti, Tuhan gariskan kebersamaan buah kesabaran, rahasia Tuhan tiada yang tahu, aku ingin Tuhan mendengar setitik doa yang tercurah.
Pahatan yang terukir indah, abadi dalam sanubari sampai nyawa lepas dari tubuh. Biarkan aku dalam abadi bersamamu.
Adsn1919
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H